Suara.com - Investor kawakan Robert Kiyosaki menyebut masa depan aset kripto Bitcoin akan cerah. Pasalnya, Penulis buku finansial legendaris Rich Dad Poor Dad memperkirakan harga Bitcoin bisa menembus USD250.000.
Seperti dilansir dari Cryptonews, lewat pernyataan terbarunya di platform media sosial X (sebelumnya Twitter), Kiyosaki tidak hanya menyampaikan prediksi harga, tapi juga memberikan peringatan keras mengenai kondisi sistem keuangan global saat ini.
Dalam tulisannya, Kiyosaki menyebut bahwa sistem keuangan dunia yang dikendalikan oleh bank sentral sedang menuju kehancuran. Ia menyarankan masyarakat untuk menyiapkan perlindungan dengan memegang aset seperti Bitcoin, emas, dan perak.
"Sistem Bank Sentral Marxis sedang runtuh… Banyak yang bangkrut. Teruslah tahan. Saya sedang membeli lebih banyak Bitcoin," tulis Kiyosaki seperti dikutip dari Media Sosial X pribadinya @TheRealKiyosaki, Senin (19/5/2025).
Pernyataan ini menegaskan kembali keyakinannya bahwa Bitcoin dan logam mulia merupakan "uang sungguhan" yang tidak bisa dimanipulasi oleh pemerintah.
Ia mengkritik praktik pencetakan uang berlebihan yang dilakukan bank sentral, yang menurutnya telah merusak daya beli dan nilai simpanan masyarakat luas.
Kiyosaki kemudian menutup pesannya dengan seruan yang tegas kepada para investor, khususnya ritel. "Beli lebih banyak. Jangan jual," kata Kiyosaki.
Menurutnya, meski harga Bitcoin bisa mengalami fluktuasi dalam jangka pendek, aset ini tetap menjadi alat pelindung kekayaan yang efektif dalam menghadapi kemungkinan keruntuhan sistem keuangan tradisional.
Kiyosaki bukan tokoh pertama yang memproyeksikan kenaikan tajam harga Bitcoin. Ia bahkan telah beberapa kali menyebut Bitcoin sebagai "uang sungguhan" dalam berbagai kesempatan, terutama ketika menggambarkan potensi terjadinya kejatuhan pasar saham terbesar dalam sejarah. Dalam narasi tersebut, ia secara konsisten mendorong orang-orang untuk melindungi kekayaan mereka dengan beralih ke aset seperti Bitcoin, emas, dan perak.
Baca Juga: Robert Kiyosaki: Masa Kejayaan Uang Kertas Sudah Berakhir
Dalam prediksinya sebelumnya, Kiyosaki menyebut Bitcoin bisa turun di bawah USD 80.000 sebelum naik signifikan ke kisaran USD 180.000 atau bahkan USD 200.000 pada 2025. Kini, dengan target baru di angka USD 250.000, ia menambah optimisme yang terus tumbuh di kalangan investor kripto.
Sentimen positif ini juga digaungkan oleh sejumlah tokoh lainnya. Salah satunya adalah pembawa acara podcast The Wolf of Wall Street, yang juga memprediksi bahwa Bitcoin akan menyentuh harga USD 250.000 mencerminkan konsensus yang semakin menguat mengenai potensi lonjakan besar di pasar kripto dalam beberapa tahun ke depan.
Saat ini, Bitcoin (BTC) diperdagangkan di kisaran USD 103.181,32, turun 1,10 persen dalam 24 jam terakhir. Harga tersebut masih berada sekitar 5,48 persen di bawah rekor tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada 20 Januari 2025, yakni di angka USD 109.114,88.
Meski belum kembali menyentuh puncaknya, tren jangka panjang Bitcoin tetap menunjukkan kecenderungan bullish menurut banyak analis, terutama dengan meningkatnya minat institusional, ketidakpastian geopolitik global, serta melemahnya kepercayaan terhadap fiat money akibat inflasi dan kebijakan moneter longgar. Dengan latar belakang ini, prediksi Kiyosaki semakin menegaskan narasi bahwa Bitcoin bukan hanya instrumen spekulatif, tetapi juga alat perlindungan kekayaan terhadap ketidakpastian sistemik.

Seiring waktu, investor akan terus memantau apakah prediksi USD 250.000 pada 2025 akan menjadi kenyataan atau sekadar mimpi dari seorang tokoh finansial kontroversial yang dikenal dengan keberaniannya dalam mengambil sikap di luar arus utama.
Keunggulan Bitcoin
Sebelumnya, Robert Kiyosaki menuliskan pendapatnya di media sosial soal perjalanan Bitcoin. Dia menilai, Bitcoin lebih berharga dibanding emas batangan, bahkan meski dirinya memiliki tambang dari kedua logam mulia tersebut.
"Saya memiliki tambang emas dan perak serta sumur minyak. Jika harga emas, perak, atau minyak naik, saya akan menambang atau mengebor lebih banyak lagi, sehingga pasokannya bertambah. Saya tidak bisa melakukan itu dengan bitcoin. 21 juta adalah 21 juta," tulis Robert Kiyosaki.
Pendapat Robert soal Bitcoin ini mencerminkan keunggulan aset kripto tersebut dibanding aset-aset fisik lainnya. Kiyosaki menilai bahwa sifat Bitcoin yang terdesentralisasi dan tidak bisa dicetak ulang membuatnya lebih tahan terhadap inflasi dan manipulasi pasar.
Sain itu Kiyosaki juga menyampaikan peringatan keras tentang kondisi ekonomi yang akan datang, mengacu pada bukunya yang terbit pada tahun 2002, Rich Dad’s Prophecy.
"Mengulangi diri saya lagi: Dari buku saya Rich Dad's Prophecy, prediksi saya tentang kejatuhan pasar saham terbesar dalam sejarah kini sedang terjadi. Saya harap saya salah," tulis Robert Kiyosaki.
"Namun seperti yang saya perkirakan, kejatuhan pasar saham, obligasi, dan real estat terbesar. akan segera terjadi dalam waktu dekat. Inilah sebabnya saya berinvestasi dalam emas, perak, dan bitcoin," sambung dia.
Kiyosaki juga memperkirakan harga perak akan melonjak dua kali lipat, dari USD35 saat ini menjadi sekitar USD70 pada 2026, seiring potensi pencetakan besar-besaran uang oleh Federal Reserve dan Departemen Keuangan AS. Hal ini, menurutnya, akan menyebabkan inflasi besar-besaran dan merusak daya beli dolar AS.
"Singkatnya: Saya tidak percaya Fed dan Departemen Keuangan. Mereka akan menyalakan mesin cetak uang palsu. Saya percaya emas, perak, dan bitcoin akan melindungi saya dari inflasi besar-besaran yang akan datang yang disebabkan oleh hilangnya daya beli uang palsu, itulah sebabnya saya telah memperingatkan selama bertahun-tahun, 'penabung adalah pecundang," imbuh Robert Kiyosaki.