Suara.com - Nike akan segera menaikan harga pada produknya. Selain itu, perusahaan juga akan kembali ke Amazon setelah absen selama lebih dari lima tahun.
Keputusan menaikkan harga beberapa produk karena CEO barunya berupaya membalikkan kemerosotan pendapatan. Merek sepatu itu mengumumkan pada tahun 2019 bahwa mereka akan menarik produknya dari Amazon di Amerika Serikat, dengan fokus pada penjualan di situs webnya sendiri dan sejumlah kecil pengecer pihak ketiga.
Namun, penjualan Nike telah turun dalam beberapa tahun terakhir dan perusahaan itu sekarang mencari jalan baru untuk pertumbuhan
"Nike berinvestasi di pasar kami untuk memastikan kami menawarkan produk yang tepat, layanan terbaik, dan pengalaman yang disesuaikan bagi konsumen di mana pun dan bagaimana pun mereka memilih untuk berbelanja," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan dilansir CNN International, Jumat (23/5/2025).
Selain kembali ke Amazon di Amerika Serikat, Nike menambahkan mitra pengecer baru, seperti Printemps, sebuah department store Prancis yang baru-baru ini membuka lokasi pertamanya di AS di New York. Perusahaan juga mengatakan sedang berupaya untuk meningkatkan pengalaman ritel yang mungkin merujuk pada konsep toko baru yang diluncurkannya bersama Urban Outfitters minggu ini yang menjual sepatu Nike dan menargetkan pembeli Gen Z.
Sementara itu, kenaikan harga Nike akan mulai berlaku pada 1 Juni. Perusahaan tersebut tidak menyebutkan tarif AS yang lebih tinggi sebagai alasannya. Tetapi mengatakan dalam pernyataannya bahwa "kami secara teratur mengevaluasi bisnis kami dan membuat penyesuaian harga sebagai bagian dari perencanaan musiman kami," imbuhnya.
Berbagai potong pakaian dan peralatan Nike akan naik harganya hingga 10 dolar AS. Sedangkan harga sepatu dengan harga antara 100 dan 150 dolar AS.
Namun, beberapa barang tidak akan naik harga, termasuk pakaian dan alas kaki anak-anak, produk dengan harga di bawah 100 dolar AS. Salah satunya sepatu Air Force 1, dan pakaian serta aksesori bermerek Michael Jordan yang tidak naik.
Saat ini, penjualan Nike menurun karena persaingan dari para pesaing seperti On, New Balance, dan Adidas semakin memanas. Penjualan global perusahaan turun 9% pada kuartal terakhir, termasuk penurunan 17% di Tiongkok, kata Nike dalam laporan pendapatan terbarunya.
Baca Juga: RUPS Tahunan 2025 PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk - RUPST Alfamidi: Bertumbuh dengan Harga Kompetitif
Sebagai informasi, Nike Inc., perusahaan ritel pakaian olahraga ternama asal Amerika Serikat, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah karyawannya di divisi teknologi. Informasi tersebut disampaikan oleh perwakilan perusahaan kepada media pada Selasa 20 Mei.
Menurut keterangan resmi yang disampaikan melalui email, Nike akan mengalihkan sebagian pekerjaan di divisi teknologi kepada vendor pihak ketiga. Perubahan struktur ini disebut telah diumumkan kepada karyawan sejak pekan lalu.
Namun, pihak Nike tidak merinci jumlah karyawan yang terdampak dalam PHK ini. Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti berapa banyak pegawai yang bekerja di divisi teknologi perusahaan tersebut. Kabar mengenai langkah restrukturisasi ini pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg News pada hari yang sama.
Langkah ini diambil di tengah tantangan yang sedang dihadapi Nike. Pada Maret 2025, perusahaan pembuat sepatu Air Jordan itu memperkirakan penurunan pendapatan kuartal keempat yang lebih besar dari prediksi analis, menunjukkan sikap hati-hati di tengah upaya mereka untuk kembali merebut minat konsumen yang kini lebih tertarik pada merek-merek yang lebih trendi.
Sebagai bagian dari upaya perbaikan, CEO Nike yang baru, Elliott Hill, juga telah melakukan perombakan tim kepemimpinan senior awal bulan ini. Hill sendiri mulai menjabat pada Oktober 2024, dengan misi memimpin transformasi dan mengembalikan daya saing perusahaan dalam menciptakan desain sepatu yang inovatif.