Emiten jasa pertambangan dan konstruksi berbasis alat berat di Indonesia ini mencatatkan perolehan kontrak baru pada 2024 sebesar Rp 6,8 triliun.
Capaian ini meningkat secara year-on-year (YoY), di mana perolehan kontrak baru meningkat sebesar 1,49 persen dibandingkan 2023 sebesar Rp 6,7 triliun.

PPRE juga menargetkan pertumbuhan kontrak baru pada lini pertambangan pada tahun-tahun berikutnya serta membuka peluang kerja sama dengan perusahaan lain dalam lini bisnis pertambangan.
Berdasarkan laporan keuangannya, tercatat bahwa kinerja perusahaan menunjukkan hasil positif. Hal ini didasarkan pada pendapatan dan laba bersih yang berhasil dicatatkan.
Sepanjang 2024, PPRE berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 194 miliar meningkat 12,34 persen dibandingkan dengan torehan laba bersih pada 2023 sebesar Rp 172 miliar.
Angka ini ditopang oleh pendapatan PPRE sebesar Rp 3,7 triliun meningkat 11,47 persen, dibandingkan dengan pendapatan 2023 sebesar Rp 3,4 triliun.
Di mana segmen bisnis jasa pertambangan dan konstruksi mendominasi pendapatan PPRE sebesar 94,5 persen, dan sisanya berasal dari lini bisnis pendukung seperti ready mix dan penyewaan alat berat.
"Kami menargetkan pertumbuhan perolehan kontrak baru pada 2025 sebesar10 persen hingga 15 persen, dengan fokus pada sektor jasa pertambangan," ujar Arzan.
"Melihat besarnya potensi pasar di sektor tambang ke depan, pihaknya semakin termotivasi untuk terus mendorong peningkatan nilai kontrak baru sebagai upaya strategis dalam mengakselerasi pendapatan perusahaan dan menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan," beber Arzan.
Baca Juga: RUPS Tahunan 2025 PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk - RUPST Alfamidi: Bertumbuh dengan Harga Kompetitif