"Tapi apakah oknum pejabat, BUMN, di sinilah awal kehancuran negara kita. Untuk menyukseskan permintaan Presiden Prabowo, sejengkal pun saya tidak akan mundur menghadapi orang-orang seperti ini," beber dia.
Untuk diketahui, Pemerintah Indonesia menargetkan lifting minyak sebesar 605 ribu barel per hari (BOPD) pada tahun 2025, sebagaimana tercantum dalam APBN.
Bahlil Lahadalia mengaku optimistis target tersebut dapat tercapai bahkan melebihi, meskipun saat ini realisasi lifting masih sekitar 580 ribu BOPD .
Dalam usaha untuk mencapai target tersebut, Kementerian ESDM menerapkan tiga strategi utama.
Strategi tersebut mencakup, pertama, optimalisasi produksi dengan menggunakan teknologi mutakhir seperti Enhanced Oil Recovery (EOR) dan teknik pengeboran horizontal untuk meningkatkan perolehan minyak dari cadangan yang ada.
Kemudian yang kedua, menghidupkan kembali sumur-sumur migas yang telah lama tidak aktif digunakan dengan memaksimalkan produksi dari lapangan yang selama ini kurang dimanfaatkan.
Adapun ketiga, melakukan eksplorasi intensif terhadap 68 dari 128 cekungan migas di Indonesia yang masih memiliki potensi besar namun belum tergarap.
Selain itu, pemerintah juga merencanakan melakukan pelelangan 60 Wilayah Kerja (WK) migas baru hingga tahun 2028 untuk menarik investasi dan memperkuat cadangan energi nasional .
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan berbagai insentif untuk menarik minat investor, seperti peningkatan bagi hasil migas kepada kontraktor hingga 50 persen dan peningkatan Internal Rate of Return (IRR) proyek hulu migas menjadi sekitar 15 persen hingga 17 persen .
Baca Juga: Heboh BBM Langka di Bengkulu, Pertamina Alasan Gara-gara Air Surut di Pelabuhan Pulau Baai