Infrastruktur Irigasi Selalu jadi Persoalan Pertanian RI

Kamis, 05 Juni 2025 | 08:12 WIB
Infrastruktur Irigasi Selalu jadi Persoalan Pertanian RI
Ilustrasi Irigasi. (Dok: Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masalah keterbatasan air selalu menjadi momok bagi petani di Indonesia. Bertahun-tahun, panen petani seringkali ditentukan oleh belas kasih hujan, membatasi produktivitas dan pendapatan. 

Namun, di tengah tantangan klasik ini, sebuah kisah sukses muncul dari Desa Kapu, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, di mana proyek irigasi terpadu dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) telah mengubah nasib para petani.

Selama ini, petani di Desa Kapu hanya mampu mengandalkan air hujan untuk mengairi lahan pertanian mereka, menyebabkan panen hanya bisa dilakukan dua kali dalam setahun.

Kondisi ini adalah gambaran umum dari persoalan irigasi yang mendera banyak wilayah pertanian di Tanah Air.

Ketergantungan pada alam membuat sektor pertanian rentan terhadap perubahan iklim dan mengancam ketahanan pangan nasional.

Namun, di Desa Kapu, angin segar berembus setelah SIG memberikan bantuan irigasi pertanian terpadu. Fasilitas ini mencakup pembuatan sumur bor, pemasangan pompa air, tandon air berkapasitas 1.000 liter, dan saluran pipa yang mengalirkan air langsung ke lahan pertanian. 

Sistem irigasi ini kini mampu memenuhi kebutuhan pengairan 10 hektare lahan, memungkinkan para petani untuk panen empat kali dalam setahun. Peningkatan produktivitas panen dua kali lipat ini menunjukkan betapa krusialnya peran irigasi dalam menggenjot sektor pertanian.

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, menegaskan komitmen perusahaan untuk menciptakan program CSR yang menyentuh akar permasalahan masyarakat.

"SIG secara konsisten menciptakan program CSR yang menyentuh akar masalah yang dihadapi oleh masyarakat, baik dalam aspek sosial, ekonomi, maupun lingkungan, sehingga efektif dan memberikan dampak yang berkelanjutan," ujar Vita dikutip Kamis (5/6/2025). 

Baca Juga: Kementan, KemenPU, Kemendagri Bersinergi Hadapi Kemarau: Jaga Produksi Lewat Irigasi - Pompanisasi

Ia menambahkan bahwa program ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto di bidang ketahanan pangan dan pengelolaan air, yang bertujuan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2025 yang ditujukan untuk mempercepat pembangunan irigasi di 14 provinsi.

Dalam Inpres tersebut terdapat 14 provinsi yang pembangunan irigasinya akan dipercepat yakni Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Papua selatan.

“Melaksanakan percepatan pembangunan, peningkatan, rehabilitasi, serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi termasuk lokasi yang belum ditetapkan sebagai daerah irigasi,” tulis beleid tersebut.

Inpres ini nantinya akan diimplementasikan oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Menteri Koordinator Bidang Pangan, Kepala Bappenas, Menteri Pekerjaan Umum (PU), Menteri Pertanian, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Keuangan.

Perihal anggaran, nantinya percepatan pembangunan irigasi di 14 provinsi tersebut akan bersumber dari anggaran negara. Inpres ini berlaku sejak ditandatangani pada tanggal 30 Januari 2025.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI