Aktivitas pertambangan juga dapat mengganggu kehidupan masyarakat lokal yang sebagian besar bergantung pada sektor perikanan dan pariwisata.
Kerusakan lingkungan akibat pertambangan dapat mengurangi hasil tangkapan ikan dan menurunkan daya tarik wisata Raja Ampat.
Hal ini tentu akan berdampak negatif terhadap perekonomian masyarakat setempat. Meskipun demikian, potensi manfaat ekonomi dari tambang nikel tidak bisa diabaikan.
Jika dikelola dengan baik dan berkelanjutan, tambang nikel dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan daerah, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Namun, pengelolaan tambang nikel di Raja Ampat harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan bertanggung jawab.
Pemerintah daerah perlu menyusun regulasi yang ketat terkait pengelolaan lingkungan dan menerapkan praktik pertambangan yang ramah lingkungan.
Perusahaan tambang harus berkomitmen untuk melakukan reklamasi lahan pasca-tambang dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Selain itu, perlu adanya transparansi dan partisipasi aktif dari masyarakat lokal dalam proses pengambilan keputusan terkait pertambangan. Raja Ampat adalah aset berharga yang harus dijaga kelestariannya.
Pemanfaatan sumber daya alam, termasuk nikel, harus dilakukan secara bijaksana dan berkelanjutan, dengan mempertimbangkan kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan secara seimbang.
Baca Juga: Raja Ampat Kini Terancam, Omongan Anies saat Debat Capres Disorot: Tak Ada Keadilan di Papua
Jika tidak, potensi nikel di Raja Ampat justru akan menjadi kutukan yang merusak keindahan dan kekayaan alam yang tak ternilai harganya.