Bahlil Diminta Cabut IUP Nikel di Raja Ampat, Jangan Ragu!

Senin, 09 Juni 2025 | 16:25 WIB
Bahlil Diminta Cabut IUP Nikel di Raja Ampat, Jangan Ragu!
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia didemo saat mengecek tambang nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya, Sabtu (7/6/2025). (ANTARA/Putu Indah Savitri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi dan Pertambangan (Pushep), Bisman Bakhtiar menyarankan, pemerintah jangan ragu mencabut izin usaha pertambangan (IUP) nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya.

Dia menduga, pertambangan nikel di Raja Ampat melanggar Undang-undang Lingkungan Hidup.

"Pemerintah tidak boleh ragu untuk menghentikan dan mencabut izin pertambangan tersebut. Patut diduga bahwa kegiatan usaha tersebut melanggar Undang-Undang tentang Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta Undang-Undang Lingkungan Hidup yang juga telah ditegaskan oleh Putusan MK tahun 2023," ujar Bisman saat dihubungi, Senin (9/6/2025).

Menurut Bisman, harusnya pemerintah khususnya Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menunjukkan keberpihakan terhadap perlindungan lingkungan hidup (LH) dan konservasi alam.

Ia menilai, argumen bahwa kegiatan tambang telah memenuhi standar ESG (Environmental, Social, and Governance) atau tidak merusak alam tidak dapat dijadikan dasar pembenaran.

"Pemerintah harus punya keberpihakan pada aspek lingkungan hidup dan konservasi alam, tidak hanya aspek pengusahaan semata dengan berlindung bahwa tidak ada perusakan alam atau telah mematuhi ESG," imbuh dia.

Bisman menegaskan, meskipun usaha pertambangan tidak sepenuhnya dilarang, namun untuk wilayah-wilayah tertentu seperti Raja Ampat, harus ada kebijakan khusus, mengingat nilai ekologis dan risikonya yang tinggi.

"Terlalu mahal risiko lingkungan hidup yang harus dibayar. Sudah banyak contoh daerah lain yang rusak karena pertambangan, misalnya di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan daerah lainnya," beber dia.

Nikel, unsur kimia dengan simbol Ni dan nomor atom 28, adalah logam putih keperakan yang memiliki peran penting dalam berbagai industri.

Baca Juga: Indonesia Raja Nikel Dunia yang Dilematis

Dikenal karena ketahanannya terhadap korosi, kekuatan, dan kemampuan untuk membentuk paduan dengan logam lain, nikel menjadi komponen penting dalam banyak aplikasi modern.

Salah satu penggunaan nikel yang paling signifikan adalah dalam produksi baja tahan karat. Penambahan nikel meningkatkan ketahanan baja terhadap karat dan oksidasi, menjadikannya ideal untuk peralatan dapur, konstruksi, dan aplikasi otomotif.

Selain itu, nikel digunakan dalam pembuatan paduan khusus seperti Inconel dan Monel, yang tahan terhadap suhu ekstrem dan lingkungan korosif, sehingga sangat berharga dalam industri dirgantara dan petrokimia.

Namun, peran nikel semakin menonjol dalam era transisi energi. Nikel adalah komponen kunci dalam baterai lithium-ion yang digunakan dalam kendaraan listrik (EV) dan sistem penyimpanan energi terbarukan.

Baterai dengan kandungan nikel yang lebih tinggi menawarkan kepadatan energi yang lebih besar, memungkinkan EV menempuh jarak yang lebih jauh dengan sekali pengisian daya.

Permintaan nikel yang melonjak untuk aplikasi baterai mendorong inovasi dalam teknologi penambangan dan pemrosesan nikel yang lebih berkelanjutan.

Meskipun penting, penambangan nikel dapat menimbulkan dampak lingkungan yang signifikan. Praktik penambangan terbuka dapat menyebabkan deforestasi, erosi tanah, dan pencemaran air.

Oleh karena itu, upaya berkelanjutan difokuskan pada pengembangan metode penambangan yang lebih bertanggung jawab, seperti penambangan bawah laut dengan gangguan minimal dan praktik reklamasi lahan yang efektif.

Selain itu, inovasi dalam teknologi daur ulang baterai memainkan peran penting dalam mengurangi ketergantungan pada penambangan nikel baru.

Proses daur ulang yang efisien dapat memulihkan nikel dan logam berharga lainnya dari baterai bekas, menciptakan siklus material yang lebih berkelanjutan dan mengurangi dampak lingkungan secara keseluruhan.

Sebagai kesimpulan, nikel adalah logam serbaguna yang memainkan peran penting dalam berbagai industri, mulai dari baja tahan karat hingga baterai kendaraan listrik.

Dengan meningkatnya permintaan nikel untuk aplikasi energi bersih, penting untuk terus mengembangkan praktik penambangan dan daur ulang yang lebih berkelanjutan untuk memastikan bahwa manfaat nikel dapat dinikmati tanpa mengorbankan lingkungan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI