Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 13,36%. Diikuti oleh kredit konsumsi sebesar 9,32%, sedangkan kredit modal kerja tumbuh 6,51% YoY.
"Ditinjau dari kepemilikan, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu sebesar 9,54% YoY," katanya.
Dari kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 13,52%, sedangkan kredit UMKM tumbuh sebesar 1,91%. Dengan kredit usaha kecil tumbuh tertinggi sebesar 8,65% di tengah upaya perbankan yang fokus pada pemulihan kualitas kredit UMKM.
Selain itu, lanjut Dian, kantor perwakilan bank luar negeri sebagai bank yang berbasis di luar negeri juga turut berkontribusi dalam pertumbuhan kredit short loan sebesar 44,65% menjadi sebesar Rp327,67 triliun.
Sementara itu, Pefindo Biro Kredit (IdScore) menyampaikan data rata-rata pinjaman paylater masyarakat Indonesia per bulannya.
Direktur Utama IdScore Tan Glant Saputrahadi mangatakan rata-rata plafon pembiayaan BNPL per bulan tercatat sebesar Rp994.000. "Rata-rata plafon BNPL per bulan sebesar Rp994.000,” kata Tan Glant pada Rabu (23/4/2025).
Secara keseluruhan, Tan Glant mengatakan bahwa penyaluran kredit BNPL per Februari 2025 mencapai senilai Rp36,24 triliun, atau meningkat 27,65% secara tahunan. Pihaknya mencatat berdasarkan historical data, biasanya terjadi kenaikan signifikan pada momentum Ramadan 2023 sebesar 3,09% dan momentum Ramadan 2024 sebesar 5,4%.
Dia juga mengungkapkan bahwa secara kualitas kredit, BNPL menunjukkan perbaikan. Per Februari 2025, rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) tercatat sebesar 4,05%, membaik 0,19% dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, Tan Glant memberikan catatan berdasarkan tren historis, di mana NPL biasanya meningkat pada dua bulan setelah momentum Ramadan.
“Jika dilihat berdasarkan historical data, pada tahun 2023 dan 2024 rasio NPL akan naik H+2 bulan setelah momentum Ramadan,” katanya.
Baca Juga: Besok, KPK Panggil Anggota Dewan Gubernur BI Usut Kasus Korupsi Dana CSR