Di sisi lain, perusahaan minyak internasional seperti BP, TotalEnergies, dan Eni telah mengevakuasi sejumlah staf dari ladang minyak di Irak sebagai langkah antisipasi terhadap eskalasi konflik.

Andy Lipow, Presiden Lipow Oil Associates, menilai bahwa penurunan harga minyak saat ini menggambarkan siklus ketegangan geopolitik yang sering kali terjadi di Timur Tengah.
"Dalam satu sisi, kita pernah melihat film ini sebelumnya. Semua ketegangan geopolitik yang telah kita lihat di Timur Tengah, baik itu Israel, Iran atau yang lain, kita belum melihat penutupan Selat Hormuz, meskipun isu tersebut selalu muncul," katanya.
Bank HSBC memperkirakan bahwa harga minyak Brent masih bisa naik di atas US$80 per barel jika terdapat indikasi penutupan Selat Hormuz atau gangguan signifikan lainnya terhadap suplai. Namun, bila ancaman tersebut tak terwujud, harga diprediksi kembali turun seiring meredanya premi risiko geopolitik.