Suara.com - Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Investasi Pemerintah (PIP), yang berada di bawah naungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu telah mencatatkan kinerja signifikan dalam mendukung pelaku usaha ultra mikro di Indonesia. Sejak pertama kali berdiri pada tahun 2017 hingga 30 Juni 2025, lembaga ini berhasil menyalurkan pembiayaan dengan total nilai mencapai Rp50,4 triliun. Dana tersebut disalurkan kepada 12,5 juta debitur yang tersebar di 510 kota dan kabupaten di seluruh penjuru Tanah Air melalui program pembiayaan khusus yang dikenal dengan nama Pembiayaan Ultra Mikro (UMi).
Direktur Keuangan, Umum dan Sistem Infformasi Pusat Investasi Pemerintah, Soeharto menjelaskan, hingga saat ini, wilayah Jawa menjadi daerah dengan jumlah penyaluran pembiayaan ultra mikro terbesar di Indonesia. Total dana yang telah digelontorkan di Pulau Jawa mencapai Rp29,9 triliun, dengan jumlah debitur sebanyak 7.832.346 orang. Angka tersebut setara dengan 62,3 persen dari total keseluruhan penyaluran pembiayaan ultra mikro yang dilakukan PIP.
“Paling banyak memang di Jawa sekitar Rp 29,9 triliun karena memang LKBB-nya (Lembaga Keuangan Bukan Bank) cukup banyak disana. Semoga dengan sosialisasi-sosialisasi ini, nanti cukup banyak juga di NTT LKBB yang mengajukan,” paparnya dalam media briefing di Rumah Tenun, Labuan Bajo pada Kamis (10/7/2025).
Sementara itu, Soeharto juga memaparkan distribusi penyaluran pembiayaan di wilayah lain. Di Pulau Sumatera, jumlah pembiayaan yang telah disalurkan mencapai Rp12,7 triliun, menjangkau 2.885.274 debitur atau sekitar 22,9 persen dari total nasional. Untuk wilayah Kalimantan, total dana yang telah dikucurkan senilai Rp1,1 triliun, yang diterima oleh 286.185 debitur atau setara dengan 2,2 persen.
Adapun di Pulau Sulawesi, jumlah pembiayaan yang telah tersalurkan mencapai Rp3,4 triliun kepada 813.072 debitur, yang mewakili 6,5 persen dari total keseluruhan. Sementara itu, untuk kawasan Bali dan Nusa Tenggara (Nusra), penyaluran pembiayaan tercatat sebesar Rp2,8 triliun kepada 707.122 debitur atau setara dengan 5,6 persen.
Sedangkan di kawasan timur Indonesia yang mencakup Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat, total pembiayaan yang disalurkan relatif kecil dibandingkan wilayah lain, yakni sebesar Rp214,3 miliar. Jumlah ini menjangkau 47.253 debitur atau hanya 0,37 persen dari total keseluruhan penyaluran ultra mikro di seluruh Indonesia.
Lebih jauh dia menjelaskan, untuk tahun berjalan 2025 saja, hingga bulan Juni 2025, PIP telah menyalurkan dana sebesar Rp3,79 triliun kepada sebanyak 745.653 debitur. Meski begitu, jumlah tersebut masih berada di bawah target penyaluran tahun ini yang ditetapkan sebesar Rp9,47 triliun. sehingga PIP terus mendorong percepatan penyaluran demi mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Sebagai informasi, program UMi merupakan salah satu inisiatif strategis pemerintah dalam rangka memberikan dukungan pembiayaan kepada para pelaku usaha mikro dan kecil yang belum memiliki akses terhadap layanan perbankan (unbankable). Program ini memberikan fasilitas pinjaman modal kerja dengan plafon maksimal hingga Rp20 juta per debitur, yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha.
Penyaluran dana UMi dilakukan melalui dua skema, yaitu pola pembiayaan berkelompok maupun pembiayaan individual, dengan memanfaatkan jaringan lembaga keuangan penyalur yang telah ditunjuk. Mayoritas penerima manfaat program ini adalah perempuan.
Baca Juga: Sah! Prabowo Tunjuk Petinggi TNI Jadi Bos Bea Cukai
"Debitur kami paling banyak perempuan, memang ini pahlawan ekonomi perempuan memang untuk UMKM ini. 96% debiturnya merupakan perempuan," jelasnya.
Adapun lembaga-lembaga yang berperan sebagai penyalur pembiayaan UMi antara lain PT Pegadaian (Persero), PT Bahana Artha Ventura (BAV), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM. Dari ketiganya, Pegadaian dan PNM bertindak sebagai penyalur langsung kepada para debitur, sementara BAV menyalurkan dana melalui skema kerja sama linkage dengan berbagai Koperasi Simpan Pinjam (KSP), Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi, Koperasi Simpan Pinjam Syariah (KSPPS), serta Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (USPPS) Koperasi.
"Dananya paling banyak disalurkan oleh PNM, nomor kedua dari BAV, selanjutnya Pegadaian," tutupnya. ***