UMKM Serap 119 Juta Tenaga Kerja di Indonesia

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 15 Juli 2025 | 21:53 WIB
UMKM Serap 119 Juta Tenaga Kerja di Indonesia
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM Riza Damanik mengatakan UMKM kini menjadi tulang punggung ekonomi nasional. [Antara]

Suara.com - Sebanyak 65,5 juta UMKM telah menyerap 119 juta tenaga kerja di Indonesia, sehingga UMKM menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

Hal ini disampaikan Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM Riza Damanik saat membuka acara Koperasi Usaha Kecil Menengah Festival (KUKM Fest) 2025 di Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Babel, Selasa (15/7/2025).

"Keberadaan UMKM ini berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional," kata Riza.

Ia menyatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah UMKM di Indonesia mencapai 65,5 juta unit usaha dan berkontribusi 61,9 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

"UMKM ini juga menyerap 119 juta lebih tenaga kerja atau sekitar 97 persen dari total tenaga kerja nasional," katanya.

Namun demikian, ia menyatakan tantangan utama UMKM ini masih berkisar pada produktivitas yang rendah, keterbatasan akses pembiayaan, digitalisasi yang belum merata, dan lemahnya jejaring pasar.

Oleh karena itu, Kementerian UMKM telah merumuskan beberapa solusi prioritas diantaranya akses pembiayaan murah dan inklusif melalui program KUR yang di tahun ini ditargetkan 2,34 juta debitur dan menyalurkan pembiayaan Rp300 triliun untuk UMKM.

Penguatan SDM dan produktivitas melalui program inkubasi bisnis, pelatihan berbasis kompetensi, standarisasi produk serta pendampingan sertifikasi halal dan izin edar.

Selain itu untuk peningkatan akses pasar domestik dan ekspor, Kementerian UMKM bersama lintas sektoral mendorong pembentukan klasterisasi pengusaha UMKM di daerah termasuk Bangka Belitung.

Baca Juga: Telkomsel Targetkan UMKM dan Kreator lewat SIMPATI TikTok Targetkan 1 Juta Pedagang di 6 Kota

"Semua langkah ini tidak akan berhasil tanpa sinergi yang nyata antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga keuangan perguruan tinggi, asosiasi bisnis hingga komunitas makro," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI