Suara.com - Wall Street ditutup menguat tipis pada perdagangan Rabu (16/7), dengan indeks Nasdaq Composite bahkan kembali mencatat rekor penutupan terbarunya. Kenaikan ini terjadi di tengah gejolak pasar akibat laporan berita yang mengindikasikan kemungkinan Presiden AS Donald Trump akan memecat Ketua The Fed Jerome Powell. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,53%, S&P 500 menguat 0,32%, dan Nasdaq Composite naik 0,26%.
Laporan dari Bloomberg News yang mengutip pejabat Gedung Putih anonim, serta Reuters News yang mengutip sebuah sumber, sama-sama menyebut kemungkinan penggantian Powell. Namun, Trump segera membantah laporan tersebut, meskipun ia tak berhenti melancarkan kritik terhadap Powell karena dianggap tidak memangkas suku bunga.
Di tengah situasi ini, beberapa saham menunjukkan pergerakan menarik. Saham Goldman Sachs naik tipis 0,9% setelah melaporkan kenaikan laba 22%. Sebaliknya, saham perbankan lain seperti Bank of America dan Morgan Stanley masing-masing turun 0,3% dan 1,3%. Sementara itu, saham Johnson & Johnson melonjak 6,2% setelah memangkas separuh ekspektasi biaya terkait tarif baru dan menaikkan proyeksi penjualan serta laba setahun penuh. Saham semikonduktor justru melemah setelah kabar bahwa Nvidia akan diizinkan menjual chip H2O-nya di China, yang sebelumnya memicu kenaikan.
Bursa Asia Bervariasi, Indonesia Dikenai Tarif 19% oleh AS
Berbeda dengan Wall Street, bursa Asia cenderung bervariasi dengan kecenderungan menurun pada perdagangan Rabu (16/7). Indeks Nikkei 225 Jepang melemah 0,04% dan Topix turun 0,21%. Situasi serupa terlihat di Korea Selatan, di mana indeks Kospi turun 0,90% dan Kosdaq menurun 0,08%. Sementara itu, Hang Seng Hong Kong melemah 0,29%, Taiex Taiwan naik 0,91%, dan ASX 200 Australia melemah 0,79%. Di sisi lain, FTSE Straits Times naik 0,30% dan FTSE Malay KLCI melemah 0,91%.
Variasi di pasar Asia-Pasifik ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan telah mencapai kesepakatan perdagangan awal dengan Indonesia. Dalam kesepakatan tersebut, AS akan mengenakan tarif sebesar 19% atas ekspor Indonesia ke AS, sementara Indonesia akan membebaskan tarif atas produk-produk AS yang masuk ke Indonesia.
Di tengah kabar kesepakatan dagang ini, Bank Indonesia (BI) kembali mengambil kebijakan moneter yang longgar. BI memangkas suku bunga acuan (BI-Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,25% pada Juli 2025. Selain itu, suku bunga Deposit Facility juga turun menjadi 4,5% dan suku bunga Lending Facility turun menjadi 6,0%. Ini merupakan pemangkasan suku bunga kedua tahun ini, setelah BI juga memangkas 25 bps pada Mei 2025.
Proyeksi IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup naik 0,72%, menunjukkan ketahanan di tengah sentimen regional yang bervariasi. Namun, kenaikan ini masih disertai dengan penjualan bersih asing sekitar Rp966 miliar. Saham-saham yang paling banyak dilepas asing antara lain BMRI, BBCA, SSIA, BBNI, dan MDKA.
Baca Juga: Donald Trump 'Klaim Kemenangan', Presiden Prabowo: Kita Terus akan Negosiasi
Berdasarkan kajian harian BNI Sekuritas pada Kamis (17/7/2025), IHSG memiliki potensi untuk menguji resistance kuat di level 7200. Namun, pasar perlu mewaspadai potensi koreksi jika IHSG belum mampu menembus dan bertahan di atas level tersebut.
Level Penting IHSG:
Support: 7100 - 7150
Resist: 7200 - 7250
Ide Trading Hari Ini (Spec Buy):
RAJA: Area beli 2520-2600, cutloss di bawah 2500. Target dekat 2630-2680.
BUMI: Area beli 115-118, cutloss di bawah 112. Target dekat 124-127.
CUAN: Area beli 1625-1650, cutloss di bawah 1580. Target dekat 1700-1820.
INET: Area beli 224-236, cutloss di bawah 220. Target dekat 242-250.
ANTM: Area beli 2960-2990, cutloss di bawah 2900. Target dekat 3040-3070.
PGEO: Area beli 1560-1600, cutloss di bawah 1530. Target dekat 1660-1700.