Suara.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus menunjukkan komitmennya dalam membangun kota yang modern, efisien, dan inklusif melalui pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Pemprov DKI Jakarta bersama AI3 (Artificial Intelligence Implementation Initiative) dan Boston Consulting Group (BCG) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Penyusunan Roadmap Implementasi Artificial Intelligence di Jakarta”.
Acara ini dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, Kepala Bappeda Provinsi DKI Jakarta, Atika Nur Rahmania, jajaran BCG Indonesia seperti Harish Koundinya, Haikal Siregar, Lenita Tobing, dan Hamno Steggman, dan perwakilan AI3.
Kegiatan ini menjadi langkah awal yang strategis dalam penyusunan roadmap AI Jakarta yang inklusif dan berdampak langsung bagi warga, aparatur sipil negara (ASN), dan pelaku usaha.
Dalam sambutannya, Pramono Anung menegaskan bahwa AI bukan semata teknologi canggih, tetapi alat yang dapat menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat jika digunakan secara tepat guna.
“Prinsipnya sederhana: Data, Pola, Mesin, Kesejahteraan Masyarakat. Jakarta harus siap menjadi kota yang tidak hanya cepat beradaptasi dengan AI, tetapi juga menjadikan AI sebagai penggerak utama kesejahteraan,” ujar Pramono Anung ditulis Minggu (27/7/2025).
Salah satu fokus utama dalam diskusi adalah optimalisasi sistem transportasi. Pramono Anung menyampaikan bahwa Jakarta telah memiliki 65 titik Intelligent Traffic Control System (ITCS), namun masih jauh dari kebutuhan ideal sebanyak 320 titik.
“ITCS akan menjadi tulang punggung dalam mengubah wajah transportasi Jakarta dan membawa kita keluar dari daftar kota termacet dunia,” tambahnya.
BCG dalam paparannya menyampaikan bahwa AI memiliki potensi besar dalam mendorong aktivitas bisnis, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mempercepat pertukaran informasi, hingga memperkaya pengalaman budaya.
Baca Juga: Perusahaan di Asia Susun Sasaran Kinerja dengan Bantuan Generative AI
Dalam konteks Jakarta, sembilan area prioritas AI telah diidentifikasi, meliputi keamanan publik, mobilitas dan lalu lintas, perumahan, air dan lingkungan, layanan publik dan partisipasi warga, pengembangan wilayah, limbah dan sanitasi, layanan pendidikan, serta layanan kesehatan.
Sementara itu, pendiri AI3, Sony Subrata menyampaikan, AI3 merupakan lembaga think-tank non-profit yang melakukan advokasi mengenai pentingnya peran AI dalam berbagai lembaga pemerintah
"Kami di AI3 sebagai lembaga think-tank non-profit yang melakukan advokasi mengenai pentingnya peran AI dalam berbagai lembaga pemerintah, menyaksikan secara langsung komitmen dan kesiapan dari Pemprov Jakarta di bidang teknologi baru ini," kata Sony Subrata.
Sony Subrata juga menambahkan, dirinya sangat mengapresiasi kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, yang akan menjadi role model dimana seorang Kepala Daerah tertarik menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan efisiensi diseluruh jajarannya.
"Kepemimpinan Bapak Pramono Anung sebagai Gubernur Jakarta adalah contoh untuk kepada daerah lain di Indonesia. AI tidak bisa didelegasikan hanya kepada staff IT atau hanya menjadi tanggungjawab tim di pusdatin, tetapi AI harus dimulai dan dipimpin langsung dari level teratas. Karena AI adalah teknologi baru yang sangat transformatif untuk seluruh aspek organisasi dan untuk meningkatkan layanan publik secara menyeluruh," kata Sony Subrata.
Dalam sesi FGD ini, juga menghadirkan sesi visioning yang bersifat partisipatif, dengan membagi peserta ke dalam tiga kelompok utama: warga, ASN, dan pelaku usaha (entrepreneur). Masing-masing kelompok berdiskusi tentang tantangan yang mereka hadapi dan merumuskan dua solusi prioritas berbasis AI.