Suara.com - PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) mencatatkan laba bersih mencapai Rp 576 miliar atau melesat 348,1 persen pada Semester I tahun 2025. Raihan ini disumbang dari Laba operasional hingga biaya provisi yang turun.
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan, mengatakan perseroan meraup peningkatan pada pendapatan top line. Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan kredit yang berkelanjutan pada segmen-segmen utama, sehingga turut mendorong pendapatan bunga yang lebih tinggi dan yield terhadap saldo kredit.
Demikian juga, dengan pengelolaan biaya provisi secara pre-emptive tahun sebelumnya, telah memampukan Bank menyesuaikan level pencadangan dalam rentang risk tolerance yang ditetapkan.

"Kami telah berada di jalur yang tepat dalam memperkuat segmen utama Bank yakni, wealth, pembiayaan otomotif, UMKM, dan korporasi lokal skala besar, yang terus menunjukkan pertumbuhan dan ketahanan di tengah tantangan ekonomi global," ujarnya seperti dikutip dari Keterbukaan Informasi, Kamis (31/7/2025).
Adapun, perseroan mencatatkan, pendapatan Bunga tumbuh 5,1 persen menjadi Rp 6,64 triliun sehubungan dengan loan average balance yang membaik dan manajemen pricing di tengah kondisi penyaluran kredit yang ketat.
Kemudian, pendapatan Bunga Bersih (Net Interest Income/NII) meningkat 1,7 persen menjadi Rp3,57 triliun meski biaya bunga tetap tinggi.
Pendapatan Non-Bunga (Non-Interest Income/NOII) meningkat 19 persen menjadi Rp 975 miliar, ditopang pendapatan fees Global Market (GM) yang tumbuh lebih dari tiga kali lipat mencapai Rp 178 miliar. Gross Operating Income naik 5,0 persen menjadi Rp 4,55 triliun.
Kredit segmen ritel dan non-ritel Community Financial Services (CFS) tumbuh 9,2 persen Y-o-Y menjadi Rp 84,51 triliun. Kredit segmen non-ritel naik 12,1 persen menjadi Rp 37,50 triliun, didukung kredit segmen Business Banking (Komersial) yang tumbuh 17,5 persen, kredit SME+ dan Retail SME (RSME) yang masing-masing tumbuh 10 persen dan 8,1 persen.
Sementara, kredit ritel CFS mencatatkan pertumbuhan sebesar 7 persen Y-o-Y menjadi Rp 47,01 triliun. Hal ini didukung oleh kredit otomotif anak perusahaan yang naik 9 persen di tengah pasar otomotif dalam negeri yang belum bergairah.
Baca Juga: Bank Danamon Kantongi Laba Rp1,6 Triliun, Disokong dari Kredit
Kredit pemilikan rumah (KPR) meningkat 4,4 persen dan kredit konsumer (kartu kredit & KTA) tumbuh 6,3 persen. Kredit segmen Large Local Corporates yang merupakan bagian dari Global Banking (GB) tetap melanjutkan pertumbuhannya sebesar 31,5 persen menjadi Rp 13,85 triliun.
Bank menerapkan strategi rebalancing pada portofolio GB sehubungan dengan low-yielding corporate loans yang turun 34,4 persen, sehingga total kredit yang disalurkan GB turun 18,5 persen.
Bank menempuh upaya rebalancing terhadap portofolio kreditnya, sehingga total kredit yang dicatat Bank turun tipis sebesar 1,1 persen Y-o-Y menjadi Rp 121,69 triliun oleh karena kredit korporasi yang menurun meski telah diimbangi oleh kinerja positif dari kredit ritel dan non-ritel CFS.
Simpanan nasabah tetap stabil sebesar Rp 114,70 triliun. Namun demikian, Giro meningkat 14,2 persen menjadi Rp 41,70 triliun didukung utamanya oleh simpanan segmen non-ritel. Tabungan stabil sebesar Rp 22,80 triliun, sedangkan Deposito Berjangka turun 10,8 persen sejalan dengan strategi Bank untuk meningkatkan rasio CASA yang menjadi 56,2 persen pada Juni 2025 dari 51,3 persen pada Juni 2024.
Platform digital Bank mengalami pertumbuhan yang kuat. Transaksi pada M2U (ritel) meningkat 24,6 persen menjadi lebih dari 14 juta, sedangkan M2E (korporasi) mencatat kenaikan 14 persen menjadi lebih dari 2,4 juta transaksi.
Kualitas aset menguat, dengan rasio Non-performing Loans/NPL membaik sebesar 2,4 persen (gross) dan 1,5 persen (net) pada Juni 2025 dari 2,7 persen (gross) dan 1,7 persen (net) pada Juni 2024. Saldo NPL menurun sebesar 12,3 persen Y-o-Y.