- Kerusakan akibat tabrakan, benturan, terbalik, atau tergelincir.
- Kerusakan akibat perbuatan jahat orang lain (vandalisme).
- Kehilangan atau kerusakan akibat pencurian.
- Kerusakan akibat kebakaran atau sambaran petir.
- Namun, ada beberapa risiko spesifik yang membutuhkan perluasan jaminan (rider) dengan tambahan premi, seperti:
- Kerusakan akibat bencana alam (banjir, gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi).
- Kerusakan akibat kerusuhan, huru-hara, atau terorisme.
- Tanggung Jawab Hukum terhadap Pihak Ketiga (TJ-H3), yang menanggung kerugian jika Anda menabrak kendaraan orang lain.
- Kecelakaan diri bagi pengemudi dan penumpang.
Baca Juga: Prospek Asuransi Nasional: IFG Soroti Tantangan dan Peluang di Semester II 2025
Simulasi Cara Menghitung Premi Asuransi All Risk
Nah, ini bagian yang paling ditunggu-tunggu. Berapa biaya yang harus disiapkan?
Besaran premi asuransi kendaraan di Indonesia diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Surat Edaran OJK No. 6/D.05/2013.
Rumus dasarnya adalah:
Premi = Rate Asuransi (%) x Harga Kendaraan
Rate asuransi ini ditentukan oleh dua faktor utama: wilayah dan harga kendaraan.