BI : Perubahan Iklim Picu 40 Persen Dunia Alami Kerugian Ekonomi

Senin, 11 Agustus 2025 | 08:53 WIB
BI : Perubahan Iklim Picu 40 Persen Dunia Alami Kerugian Ekonomi
Ilustrasi Dampak Perubahan Iklim. (Freepik.com/vhotomax)

Suara.com - Bank Indonesia (BI) menilai pembiayaan hijau telah menjadi kebutuhan mendesak di tengah perubahan iklim dan tekanan global terhadap lingkungan. 

Apalagi, riset terbaru Council on Foreign Relation (2025) memaparkan perubahan iklim bisa merugikan pertumbuhan ekonomi di dunia.

"Riset terbaru Council on Foreign Relation (2025)  menyebutkan bahwa perubahan cuaca global diperkirakan berdampak pada kerugian PDB mencapai 40 persen hingga akhir abad atau 75 tahun ke depan," kata Deputi Gubernur Senior, Destry Damayanti dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (11/8/2025).

Untuk itu, dalam upaya transisi menuju ekonomi rendah karbon, sinergi bersama antara bank sentral, regulator sektor keuangan, kementerian teknis, lembaga pembiayaan. 

Serta  pelaku usaha menjadi prasyarat utama untuk membangun ekosistem keuangan hijau yang kokoh dan berkelanjutan.

Apalagi, adanya Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia (IKBI) mendorong penerapan keuangan berkelanjutan di Indonesia. 

Ilustrasi Bank Indonesia. Saat ini uji kepatutan dan kelayakan dilakukan untuk jabatan Deputi Gubernur Bank Indonesia di Komisi XI DPR. [Suara.com]
Ilustrasi Bank Indonesia. [Suara.com]

Pada Mei–Juni 2025, Bank Indonesia bersama IKBI telah memfasilitasi business matching pembiayaan untuk UMKM hijau, dengan nilai pembiayaan hijau mencapai Rp 96 miliar. 

"Program piloting juga berhasil mengklasifikasikan pembiayaan yang disalurkan kepada UMKM hijau senilai Rp 29,3 triliun, baik UMKM hijau secara langsung maupun rantai pasok, termasuk melalui penerbitan obligasi hijau," katanya.

Selain itu, business matching yang diselenggarakan Bank Indonesia bersama 14 Kementerian/Lembaga dan 10 lembaga keuangan telah mempertemukan 394 UMKM dengan pihak pembiayaan dan menghasilkan komitmen pembiayaan senilai lebih dari Rp 300 miliar selama Februari hingga Juni 2025. 

Baca Juga: Sepekan, Aliran Modal Asing Masuk ke Indonesia Tembus Rp9,24 Triliun

Dia menilai green jobs juga merupakan elemen kunci dalam ekonomi berkelanjutan. 

Green jobs bukan sekadar sumber lapangan kerja, tapi juga penggerak transformasi struktural membuka peluang dengan teknologi bersih dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan, dan industrialisasi rendah karbon. 

"UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Jika kita ingin transisi hijau yang inklusif dan berdampak luas, UMKM harus menjadi aktor utamanya" ujar Destry Damayanti.

Untuk itu, dia menambahkan, kita perlu memperkuat ekosistem pendukungnya, yaitu akses pembiayaan hijau dengan skema yang ramah bagi usaha mikro, dan kemitraan strategis agar UMKM hijau bisa masuk ke rantai pasok industri besar, termasuk ekspor.

Untuk mendorong transisi hijau dari sisi kebijakan makroprudensial dalam kerangka Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM), Bank Indonesia telah menetapkan insentif likuiditas hingga 0,5 persen dari DPK bagi bank yang menyalurkan pembiayaan hijau. 

Bank Indonesia juga melonggarkan Kebijakan Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) untuk mendorong lembaga keuangan menyalurkan pembiayaan ke sektor hijau. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI