80.000 Koperasi Desa Merah Putih Jadi Strategi Pemerintah Wujudkan Nol Kemiskinan Ekstrem 2029

Kamis, 14 Agustus 2025 | 14:40 WIB
80.000 Koperasi Desa Merah Putih Jadi Strategi Pemerintah Wujudkan Nol Kemiskinan Ekstrem 2029
Kepala BP Taskin, Budiman Sudjatmiko dalam Konferensi Pers progres Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) di Kantornya pada Kamis, (14/8/2025). (Dok: Restu Fadilah/Suara.com)

Suara.com - Pemerintah melalui Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) terus mengejar angka penurunan kemiskinan ekstrem yang ditargetkan menjadi 0% di 2029. Membangun kemandirian ekonomi menjadi strategi Pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem. Pembentukan 80.000 koperasi Desa Merah Putih menjadi bagian dari strategi pengentasan kemiskinan ekstrem. Sebab, koperasi menerapkan prinsip gotong royong, kekeluargaan dan partisipasi bersama.

Kepala BP Taskin, Budiman Sudjatmiko, menyampaikan bahwa pendirian Koperasi Desa Merah Putih bertujuan memotong rantai pasok distribusi yang merugikan masyarakat. Program ini menyasar kelompok rentan, seperti petani, peternak, nelayan, buruh tani, pelaku UMKM lokal, perempuan, serta generasi muda desa. Mereka tidak hanya berperan sebagai penerima manfaat, tetapi juga menjadi pelaku utama yang dilibatkan melalui musyawarah desa khusus (musdesus) untuk merancang model koperasi yang selaras dengan karakter dan potensi lokal.

"Bapak Presiden (Prabowo Subianto-red) ingin transformasi rantai pasok nasional. Karena rantai pasok yang tidak adil yang menyebabkan ketimpangan ekonomi. Seringkali produksi petani harganya tinggi, tapi justru tidak dinikmati keuntungannya oleh petani. Yang ingin diperkenalkan oleh Pak Presiden Prabowo Subianto adalah aliran barang ddari hulu ke hilir lancar, keuntungannya lancar pada rakyat yang memproduksi," ujarnya dalam Konferensi Pers progres Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) di Kantornya pada Kamis, (14/8/2025).

Lebih jauh Budi menjelaskan segudang manfaat dari program Koperasi Desa Merah Putih. Kata dia, bagi masyarakat desa, Koperasi Desa Merah Putih memberikan akses kebutuhan pokok, mulai dari beras, minyak goreng, LPG, pupuk, hingga obat-obatan dengan harga terjangkau. Sementara bagi penjual lokal, koperasi menjadi sarana untuk memasarkan hasil pertanian dengan harga yang lebih adil dan stabil. Adapun bagi anggota koperasi dan pemerintah daerah, model bisnis ini membuka peluang penyaluran produk keuangan dan subsidi secara langsung, efisien, serta transparan.

Skema simpan-pinjam berbasis komunitas ini turut membantu masyarakat terbebas dari pinjaman daring ilegal dan praktik rentenir, sekaligus menjadi wujud nyata upaya antikorupsi serta pencegahan eksploitasi keuangan di tingkat akar rumput. Selain itu, program ini menciptakan lapangan kerja baru, mendorong tumbuhnya wirausaha desa, memperkuat penyerapan produk lokal, dan mempercepat perputaran ekonomi di wilayah pedesaan.

Budi menambahkan, pembentukan Koperasi Desa Merah Putih merupakan investasi jangka panjang untuk memperkuat ketahanan pangan, membuka lapangan kerja desa, mendukung pengembangan UMKM lokal yang ujungnya mengurangi kemiskinan. Program ini diyakini menjadi wujud nyata dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni menggerakkan ekonomi lokal berbasis koperasi.

Dalam kesempatan tersebut, Budi mengibaratkan pengentasan kemiskinan ekstrem ala pemerintah Prabowo-Gibran bagai pelatih sepakbola yang menyiapkan timnya untuk menang di pertandingan. Di mana, bukan hanya membentuk Koperasi Merah Putih, namun juga menghadirkan program lainnya yang terintegrasi seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Sekolah Rakyat. Tujuan dari semua program itu adalah agar masyarakat memiliki kesehatan, pendidikan, dan keterampilan yang memadai untuk meningkatkan pendapatan secara berkelanjutan.***

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI