Suara.com - Menteri Perhubungan (Menhub), Dudy Purwagandhi, merasa geram dengan masih adanya pungutan liar atau pungli terhadap sopir truk di jembatan timbang. Dirinya pun berencana untuk menutup fasilitas jembatan timbang, jika memang aksi pungli itu masih berlangsung.
Untuk diketahui, jembatan timbang berfungsi untuk menimbang berat kendaraan beserta muatannya secara akurat, biasanya kendaraan angkutan barang seperti truk atau kontainer.
Saat ini terdapat 141 jembatan timbang yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Namun, dari jumlah itu, hanya 25 unit yang aktif beroperasi, dan operasionalnya pun terbatas hanya sekitar 8 jam sehari, bukan 24 jam penuh.

"Saya sampaikan ke Pak Dirjen Darat, yang paling ekstrim apabila memang itu Pungli itu dari kami itu memang ada dan kita tidak menutup mata terhadap itu, maka jembatan timbang kita tutup," ujarnya dalam konferensi pers di Restoran Aroem, Jakarta yang dikutip Jumat (15/8/2025).
Menurut Menhub, banyak teknologi baru yang bisa dimanfaatkan untuk menjaring truk kelebihan muatan atau over dimention dan over load (ODOL) dan menggantikan jembatan timbang.
Salah satunya, bilangnya, teknologi Weight in Motion, yang bisa dipasang di Jalan-jalan tol. Kementerian Perhubungan pun telah berbicara dengan Jasa Marga untuk memasang alat tersebut.
"Lami sudah bicara dengan pihak-pihak Jasa Marga, itu bisa kita lakukan. Sehingga kita tidak memerlukan lagi jembatan timbang," ucapnya.
Menhub menuturkan, dengan adanya teknologi tersebut, maka tidak ada interaksi antara petugas dengan para sopir truk. Alhasil, aksi pungli juga akan semakin hilang.
"Sehingga kita menutup kemungkinan terjadinya Pungli itu dari sisi pemeriksaan kendaraan, khususnya pemeriksaan berkaitan dengan berat kendaraan," pungkasnya
Baca Juga: Bandara Internasional Bertambah, Menhub: Biar Tak Ada Pertanyaan Mau ke Indonesia Itu Sulit