Suara.com - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas mengatakan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia menjadi momentum penting untuk menegaskan komitmen dan merealisasikan program hilirisasi di pertambangan. Berperan strategis dalam rantai industri tembaga terintegrasi dari hulu hingga hilir.
"Peringatan kemerdekaan ini menjadi saat tepat bagi kami untuk menegaskan komitmen hilirisasi yang memberi nilai tambah lebih besar bagi Indonesia," kata Tony Wenas saat memimpin upacara dari Tembagapura, Papua Tengah, yang terhubung secara daring dengan lima titik lokasi kerja lainnya, Minggu (17/8/2025).

Tony Wenas memaparkan bahwa komitmen hilirisasi tersebut bukanlah sekadar wacana. Ia menunjuk dua proyek strategis yang telah diresmikan oleh dua presiden berbeda sebagai bukti sahih.
Pertama, peresmian dimulainya produksi Smelter Tembaga single line terbesar di dunia oleh Presiden Joko Widodo pada 23 September 2024. Kedua, peresmian operasional Pabrik Pemurnian Logam Mulia oleh Presiden Prabowo Subianto pada 17 Maret 2025 di lokasi yang sama.
"Itu menunjukkan betapa pentingnya keberadaan PTFI dan hilirisasi yang dilakukan bagi negara," tegas Tony.
Menurutnya, keberhasilan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat Papua sebagai daerah penghasil, tetapi juga bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan.
”Kegiatan pertambangan Freeport Indonesia terus memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi baik daerah maupun nasional. Pada tahun 2024, manfaat langsung terhadap penerimaan negara adalah sebesar USD 4,7 miliar atau sekitar Rp 80 triliun. Ini adalah jumlah kontribusi terbesar bagi negara dari satu perusahaan di Indonesia, yaitu Freeport Indonesia,” kata Tony.
Kontribusi ini, lanjutnya, mencakup pajak, royalti, bagi hasil, bea keluar, dividen serta pembayaran lainnya, dengan sekitar Rp 11 triliun di antaranya langsung diterima oleh daerah, yaitu Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, dan kabupaten lainnya di Papua Tengah. Jumlah ini belum termasuk investasi sosial yang dilakukan oleh PTFI untuk masyarakat sekitar wilayah tambang sebesar Rp 2 triliun.
Upacara peringatan Kemerdekaan RI ke-80 yang dilakukan PTFI digelar serentak di enam lokasi kerja PTFI, mulai dari Tembagapura, Kuala Kencana, Nabire, Gresik, hingga Jakarta. Mengusung tema “Pertambangan Terintegrasi Hulu Hilir”, upacara ini diikuti sekitar 3.000 karyawan.
Baca Juga: Pembangunan Smelter Freeport di Gresik Dinilai Bukti Peran Strategis Bahlil dalam Hilirisasi
Puncak kemeriahan ditandai dengan tarian kolosal yang melibatkan 500 karyawan dari Papua, Gresik, dan Jakarta. Tarian bertajuk “Bergerak Bersama dari Hulu ke Hilir untuk Indonesia Maju” ini secara simbolis menggambarkan perjalanan tembaga dari tambang di dataran tinggi Papua hingga proses pemurnian di Gresik.

"Tarian ini membawa pesan bahwa proses penambangan tembaga di Papua pada akhirnya mengalir hingga ke hilir di pabrik pemurnian Gresik, memberikan manfaat nyata bagi Papua dan Indonesia,” tambah Tony. ***