3 Faktor yang Bisa Bikin Industri Vape di Indonesia Terancam Tumbang

Achmad Fauzi Suara.Com
Jum'at, 22 Agustus 2025 | 07:33 WIB
3 Faktor yang Bisa Bikin Industri Vape di Indonesia Terancam Tumbang
ilustrasi rokok elektrik (pixabay)

Suara.com - Pertumbuhan industri rokok elektronik atau vape di Indonesia di gadang-gadang akan melambat, karena dihadapi dengan tantangan baru. Terdapat tiga tantangan yang diantaranya termasuk menurunnya daya beli masyarakat, regulasi yang makin ketat, serta ancaman kenaikan cukai.

Ketua Umum Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia, Budiyanto, mengungkapkan perlambatan penjualan kemungkinan besar akan terjadi pada tahun ini dilihat dari kondisi di paruh pertama tahun 2025.

"Perlambatan tersebut kami lihat karena menurunnya daya beli masyarakat serta fenomena rokok ilegal yang semakin marak," ujarnya di Jakarta, Jumat (22/8/2025).

Ilustrasi vape [freepik/master1305]
Ilustrasi vape [freepik/master1305]

Meskipun pemerintah tidak menaikkan tarif cukai pada tahun 2025, kebijakan harga jual eceran (HJE) minimum yang lebih tinggi tetap dinilai akan membebani konsumen legal.

"Kami mengapresiasi keputusan pemerintah yang tidak menaikkan tarif cukai pada tahun 2025, tetapi dengan HJE minimum yang lebih tinggi tetap akan berdampak ke konsumen legal," imbuh Budiyanto.

APVI menekankan, mayoritas pelaku industri vape diisi oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sehingga kebijakan fiskal yang terlalu menekan sangat berpotensi menghambat daya saing dan peluang ekspor.

Penurunan kinerja industri vape di Indonesia juga telah disampaikan sebelumnya oleh Wakil Ketua Umum Perkumpulan Produsen Eliquid Indonesia (PPEI), Agung Subroto.

Meskipun tidak ada kenaikan tarif pada tahun 2025, kenaikan HJE dan kenaikan cukai di tahun-tahun sebelumnya telah berdampak pada banyaknya produsen liquid vape tanah air yang telah gulung tikar.

"Sehingga dengan adanya kenaikan tarif cukai 3 tahun terakhir, 2 kali kenaikan beruntun multi years 19,5% per tahunnya ini membuat anggota kami yang tadinya ada 300 produsen lebih hanya menyisakan 170. Artinya ada hampir separuh dari anggota kami yang tidak sanggup membeli pita cukai untuk kemudian memproduksi liquid," pungkas Agung.

Baca Juga: Sedih! Penjualan Online Turun 30 Persen Sejak Awal 2025: 1 dari 5 Brand Tumbang

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?