Demo Berujung Ricuh, CORE Indonesia Sebut Ketimpangan Ekonomi Jadi Pemicu Utama

Achmad Fauzi Suara.Com
Senin, 01 September 2025 | 16:37 WIB
Demo Berujung Ricuh, CORE Indonesia Sebut Ketimpangan Ekonomi Jadi Pemicu Utama
Aksi Massa di Simpang Lima Senen Jakarta Pusat. (Suara.com/Adit Rianto)

Suara.com - Center of Reform on Economics Indonesia (Core Indonesia) menilai adanya faktor ketimpangan antar masyarakat yang membuat gelombang aksi massa terus berlangsung, bahkan berakhir ricuh.

Direktur Eksekutif Core Indonesia, Mohammad Faisal, menjelaskan kesejahteraan di dalam negeri yang belum merata, sehingga hal inilah merasa adanya ketidakadilan.

Apalagi, masyarakat dihadapkan kenyataan bahwa para pejabat hingga DPR tengah menari-nari girang mendapatkan tunjangan yang begitu besar.

Ilustrasi Demo (Alfian Winanto/Suara.com)
Ilustrasi Demo (Alfian Winanto/Suara.com)

"Ini menjadi api dalam sekam yang akan mudah menyulut emosi masyarakat, jika kemudian ada atau ditunggangi oleh tindakan-tindakan yang provokatif. Data menunjukkan manakala elit politik, para pejabat negara, dan petinggi, termasuk petinggi BUMN juga, menikmati kemewahan melalui berbagai tunjangan," ujarnya dalam sebuah diskusi secara daring, Senin (1/9/2025).

Menurut Faisal, pemerintah harus segera membenahi ketimpangan ekonomi di dalam negeri. Hal ini untuk meredam emosi-emosi masyarakat yang memang merasa tidak adanya keadilan.

Dia membeberkan, meski data menunjukkan jumlah orang miskin terus menurun, tetapi pengeluarannya masih minim hanya Rp 1 juta per bulan.

Faktor lainnya, Faisal mengungkapkan, masyarakat juga dihadapkan dengan utang untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.

"Jadi ada pelebaran ketimpangan di sini. Ditambah lagi pada saat yang sama kalau kita lihat ada kecendurungan masyarakat untuk meminjam uang karena kebutuhan meningkat," katanya.

Fundamental Ekonomi Masih Solid

Baca Juga: Tiga Lembaga Ekonom Kritik Pemerintah: Gelombang Demo Cerminan Gagal Kelola Ekonomi Berkeadilan!

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memohon para investor untuk memahami kondisi di dalam negeri yang tengah terjadi. Permohonan ini untuk merespon kondisi pasar saham yang anjlok pada awal sesi perdagangan Senin ini.

"Para emiten, para anggota bursa, para investor memahami tentunya apa yang hari ini terjadi," ujar Airlangga dalam konferensi pers di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (1/9/2025).

Airlangga mengklaim, ekonomi Indonesia masih terbilang solid hal ini tercermin dari dua faktor penting, pertama faktor sentimen yang terdiri dari emosi dan persepsi investor, dan kedua faktor fundamental soal kondisi keuangan dan prospek perusahaan.

Menurutnya, sentimen terhadap dua faktor ini hanya bersifat sementara saja.

"Pemerintah yakin dampak dinamika sosial politik terhadap ekonomi harapannya bersifat jangka pendek. Pemerintah terus mendorong optimisme untuk jangka menengah dan jangka panjang," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?