IHSG Ditutup Melemah Meski Demonstrasi Protes ke DPR dan Pemerintah Mulai Mereda

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 01 September 2025 | 18:42 WIB
IHSG Ditutup Melemah Meski Demonstrasi Protes ke DPR dan Pemerintah Mulai Mereda
IHSG ditutup melemah 94,42 poin atau 1,21 persen ke posisi 7.736,07 pada penutupan perdagangan Senin (1/9/2025). [Antara]
Baca 10 detik
  • IHSG ditutup melemah 94,42 poin atau 1,21 persen ke posisi 7.736,07 pada Senin sore. 
  • Demonstrasi protes ke pemerintah dan DPR sudah mulai mereda.
  • Kondisi ekonomi dalam negeri masih bertumbuh dan solid.

Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore (1/9/2025) ditutup melemah meski demonstrasi berisi protes ke pemerintah dan DPR sudah mulai mereda.

IHSG ditutup melemah 94,42 poin atau 1,21 persen ke posisi 7.736,07. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 8,42 poin atau 1,06 persen ke posisi 788,70.

“IHSG mengalami tekanan, efek dari situasi dan kondisi dalam negeri yang tidak kondusif, dan dikhawatirkan akan ada demonstrasi lanjutan pasca gelombang demonstrasi yang menyuarakan ketidakpuasan terhadap tunjangan dan sikap elite politik atau anggota parlemen,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas di Jakarta.

Dari dalam negeri, pelaku pasar berharap pernyataan Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dapat meminimalisir panasnya kondisi sosial dan politik di dalam negeri.

Pada hari ini, Senin, rilis data-data ekonomi memberikan gambaran bahwa kondisi ekonomi dalam negeri masih bertumbuh dan solid.

Indeks PMI Manufaktur Indonesia berada di level 51,5 pada Agustus 2025 atau naik dari sebelumnya 49,2 pada Juli 2025, yang menunjukkan adanya ekspansi dalam aktivitas manufaktur seiring meningkatnya volume pesanan baru.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia bulan Juli 2025 surplus 4,18 miliar dolar Amerika Serikat (AS), dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Agustus sebesar 2,31 persen year on year (yoy) atau berada dalam kisaran target Bank Indonesia (BI) sebesar 1,5-3,5 persen year on year (yoy).

Data-data itu akan menopang ketahanan ekonomi dalam negeri yang berkelanjutan, serta meredakan pasar keuangan dalam negeri, sehingga akan mampu menahan koreksi IHSG lebih dalam di saat kondisi tidak stabil efek dari aksi demonstrasi.

Dari mancanegara, putusan pengadilan banding Federal AS menyatakan bahwa sebagian besar tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump adalah ilegal, hakim memutuskan bahwa Trump telah melampaui wewenangnya dalam mengenakan pungutan besar-besaran yang diumumkan pada 2 April 2025.

Baca Juga: Jakarta Bernafas Lega, Aktivitas Normal Setelah Gelombang Demonstrasi

Pemerintahan Trump diberikan waktu hingga 14 Oktober 2025 untuk mengajukan banding ke Mahkamah Agung AS.

Dari kawasan Asia, pelaku pasar memantau perkembangan hubungan India dan China, setelah para pemimpin kedua negara menegaskan kembali bahwa mereka adalah mitra dalam pembangunan, bukan rival, kesepakatan tersebut setelah pertemuan bilateral pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Shanghai Cooperation Organisation (KTT SCO).

Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, satu sektor menguat yaitu sektor industri menguat sebesar 1,29 persen, diikuti oleh sektor kesehatan yang naik sebesar 0,90 persen.

Sedangkan sembilan sektor terkoreksi, yaitu sektor teknologi turun paling dalam sebesar 2,66 persen, diikuti oleh sektor transportasi dan logistik dan sektor keuangan yang masing-masing turun sebesar 2,10 dan 2,02 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar, yaitu TMPO, SLIS, WOWS, PGUN, dan SONA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni GPSO, VOKS, BSBK, TALF, dan MSIE.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?