Suara.com - Nama Sri Mulyani Indrawati selalu menjadi sorotan dalam dunia ekonomi Indonesia. Perempuan kelahiran 26 Agustus 1962 ini tercatat sebagai Menteri Keuangan dengan masa pengabdian paling panjang, menjabat di era tiga presiden berbeda: Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Joko Widodo (Jokowi), hingga Prabowo Subianto.
Selama hampir dua dekade, Sri Mulyani dikenal sebagai sosok tegas dalam menjaga disiplin fiskal dan dipercaya dunia internasional. Namun, di balik prestasinya, ia juga tak lepas dari berbagai kontroversi yang mengguncang karier politiknya.
Lantas, apa saja prestasi dan kontroversi Sri Mulyani selama menjabat sebagai Menteri Keuangan?
Prestasi Sri Mulyani
1. Era Presiden SBY (2005–2010)
Sri Mulyani pertama kali dipercaya sebagai Menteri Keuangan pada 2005. Beberapa pencapaiannya antara lain:
- Reformasi pajak dan bea cukai: melakukan modernisasi sistem perpajakan dan memberantas praktik korupsi di Ditjen Pajak dan Bea Cukai.
- Stabilitas ekonomi: menjaga defisit anggaran tetap rendah dan memulihkan kepercayaan investor pasca krisis 1998.
- Pengakuan internasional: dinobatkan sebagai Best Finance Minister in Asia oleh Euromoney (2006) dan masuk daftar 100 Most Powerful Women versi Forbes (2008).
Baca Juga: Benarkah Sri Mulyani Agen CIA Seperti Tuduhan Akun Yudo Sadewa Ini? Cek Faktanya

2. Era Presiden Jokowi (2016–2024)
Setelah sempat menjabat Managing Director Bank Dunia, Sri Mulyani kembali ke Indonesia pada 2016. Di era Jokowi, prestasi pentingnya meliputi:
- Mengelola APBN saat pandemi Covid-19: memastikan anggaran kesehatan dan bantuan sosial tetap berjalan meski defisit melebar.
- Pembiayaan infrastruktur: mendukung pembangunan infrastruktur besar-besaran melalui skema kreatif tanpa membebani APBN sepenuhnya.
- Reformasi Pajak 2021: meluncurkan UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP), memperkenalkan pajak karbon, serta memperluas basis pajak.
- Penghargaan dunia: berkali-kali terpilih sebagai Menteri Keuangan terbaik di Asia Timur Pasifik versi Global Markets.