AHY Enggan Buru-buru Bangun Tanggul Raksasa Jawa, Khawatir Anggaran Membengkak

Selasa, 21 Oktober 2025 | 20:24 WIB
AHY Enggan Buru-buru Bangun Tanggul Raksasa Jawa, Khawatir Anggaran Membengkak
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berbicara soal proyek Giant Sea Wall di Jakarta, Selasa (21/10/2025). [Suara.com/Yaumal Asri Adi Hutasuhut]
Baca 10 detik
  • Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono ingin mengkaji lebih jauh proyek proyek Giant Sea Wall.
  • AHY khawatir tanpa pertimbangan yang matang GSW dapat menjadi persoalan baru di kemudian hari.
  • Proyek GSW diperkirakan akan menelan anggaran lebih dari Rp 1000 triliun.

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku belum dapat memastikan kapan pembangunan proyek giant sea wall (GSW) atau tanggul raksasa akan dimulai.

Adapun GSW sendiri merupakan proyek pemerintah yang diproyeksikan mengatasi persoalan lingkungan seperti banjir rob dan penurunan permukaan tanah di kawasan di pesisir utara Jawa.

AHY mengaku pihaknya ingin terlebih dulu membuat kajian yang lengkap dan menyeluruh, agar kelak tidak menyebabkan pemborosan anggaran di masa depan.

"Saya tidak ingin berjanji terlalu berlebihan, kami sedang mengawal ini, butuh proses, dan tentunya pada saatnya kita bisa menyampaikan tahapan-tahapan yang lebih jelas lagi begitu terkait dengan kapan bisa mulai dijalankan," kaya AHY pada media gathering di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Jakarta, Selasa (21/10/2025).

AHY yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Otorita Pengelola Pantai Utara-menegaskan pihaknya tidak ingin terburu-buru mengeksekusi proyek itu. Dia khawatir, tanpa pertimbangan yang matang GSW dapat menjadi persoalan baru di kemudian hari.

"Yang tadinya mau efisien malah menjadi bengkak, itu juga kontraproduktif.

Mari sama-sama kita ikuti proses, trust the process, tapi juga bukan berlama-lama, bukan memperlambat, tetapi harus proper segala sesuatunya dan tepat sasaran," tegasnya.

Dijelaskannya, proyek tanggul raksasa itu membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Meski demikian untuk pendanaannya terbuka sejumlah opsi seperti berkolaborasi dengan satu negara atau beberapa negara.

"Dan ini terus kami jajaki, yang jelas pada akhirnya kita ingin yang terbaik untuk Indonesia, penyelamatan 50 juta masyarakat yang ada di sekitar Pantura, ini benar-benar harus mendapatkan perhatian kita," ujarnya.

Baca Juga: Kawal Giant Sea Wall Hingga Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, AHY Minta Anggaran Ekstra Rp200 M

Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto menyebutkan bahwa Proyek Tanggul Laut Raksasa, yang termasuk proyek strategis nasional, sudah siap dibangun.

Prabowo, saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna pada satu tahun pemerintahan, Senin (20/10/2025) mengatakan tanggul laut raksasa sepanjang 535 kilometer itu telah masuk tahap persiapan.

"Kita juga sudah mulai persiapan untuk membangun 535 km panjang tanggul laut di pantai utara Jawa," kata Presiden.

Prabowo menilai ancaman perubahan iklim sudah di depan mata. Selain itu, sebanyak 60 persen industri nasional berada di kawasan pantai utara Jawa. Lahan sawah produktif yang menjadi lumbung pangan nasional juga dapat terancam jika tanggul laut tidak segera dibangun.

Prabowo menegaskan bahwa langkah ini merupakan bentuk tanggung jawab negara dalam melindungi rakyat dan aset strategis bangsa.

"Kalau tidak salah 60 persen industri kita ada di pantai utara Jawa ini. Puluhan ribu hektare sawah yang subur juga di situ. Harus kita selamatkan," kata Presiden.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI