-
Pemerintah mulai kurangi penggunaan LPG dan substitusi DME pada 2026.
-
Proyek hilirisasi batu bara menjadi DME kurangi impor LPG.
-
Indonesia impor 7,2 juta ton LPG karena produksi hanya 1,3 juta ton.
Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut pemerintah mulai mengurangi penggunaan liquefied petroleum gas (LPG) pada tahun 2026 mendatang.
Salah satunya dengan mempercepat proyek hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME). Nantinya, DME bisa digunakan untuk pengganti LPG.
Bahlil mengungkapkan, setidaknya ada 18 proyek hilirisasi yang telah selesai mulai dari konsep hingga pra studi kelayakan (pre feasibility study) oleh Satuan Tugas (Satgas) Hilirisasi.
"Dari pra FS itu dipelajari oleh konsultan untuk finalisasi di Danantara. Dari sekian banyak, 18 project itu salah satunya adalah DME," ujar Bahlil saat Anugerah Subroto di Jakarta yang dikutip Senin (27/10/2025).
![Ilustrasi Stok gas atau LPG 3kg di Jawa Tengah dan DIY. [Dok Pertamina]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/05/82244-stok-lpg-3-kg.jpg)
Sejatinya, bilang Bahlil, upaya hilirisasi batu bara ini semata-mata untuk mengurangi ketagihan impor LPG.
Saat ini, konsumsi LPG per tahun mencapai 8,5 juta ton, tapi kapasitas produksi hanya mencapai 1,3 juta ton. Sehingga, untuk mencukupi konsumsi dipenuhi dengan impor.
"Nah caranya bagaimana mengurangi impor adalah kita melahirkan substitusi impor melalui hilirisasi batu bara," ujar Bahlil.
Bahlil juga menargetkan, proyek tersebut bisa mulai jalan pada tahun 2026 mendatang.
Untuk diketahui, DME disebut-sebut lebih ramah lingkungan dibanding LPG karena lebih mudah terurai di udara dan bisa mengurangi gas rumah kaca hingga persentase cukup tinggi.
Baca Juga: Setahun Berjalan, Hilirisasi Kementerian ESDM Dorong Terciptanya 276 Ribu Lapangan Kerja Baru
Bahan baku DME bisa berasal dari berbagai sumber, batubara berkalori rendah, gas alam, hingga biomassa.
Meskipun aman setelah melalui proses gasifikasi, penggunaan DME masih memiliki beberapa risiko kesehatan yang sedikit lebih besar dibanding LPG dalam kondisi tertentu.