CEK FAKTA: Jokowi Buat Natuna Jadi Jaminan Utang Kereta Cepat China

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 29 Oktober 2025 | 12:02 WIB
CEK FAKTA: Jokowi Buat Natuna Jadi Jaminan Utang Kereta Cepat China
ARSIP-Kereta cepat inspeksi dihadirkan di lokasi proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, (13/10/2022). [ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak/foc].
Baca 10 detik
  • Klaim yang viral di Facebook mengenai Natuna Utara dijadikan jaminan utang Kereta Cepat Whoosh kepada China adalah hoaks atau tidak benar.

  • Tidak ditemukan informasi dari sumber kredibel yang mendukung klaim tersebut setelah dilakukan penelusuran fakta.

  • Isu utama yang beredar di media kredibel adalah mengenai total biaya proyek Whoosh (Rp 119,79 triliun).

Suara.com - Unggahan yang mengeklaim adanya perjanjian rahasia antara mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Pemerintah China yang menjadikan wilayah kedaulatan Natuna Utara sebagai jaminan atas utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, atau yang dikenal sebagai Whoosh, viral.

Namun, setelah dilakukan penelusuran fakta mendalam, klaim yang viral di media sosial tersebut dipastikan tidak benar atau hoaks.

Berdasarkan laporan dari turnbackhoax.id dan kutipan media Polri, pada Rabu (29/10/25), klaim mengenai perjanjian Natuna Utara sebagai jaminan utang Whoosh tidak didukung oleh sumber informasi yang kredibel dan dapat dipercaya.

CEK FAKTA Proyek Kereta Whoosh Korbankan Natuna

Pencarian menggunakan mesin pencari Google dengan kata kunci terkait, "perjanjian Jokowi-China: Natuna Utara sebagai jaminan utang Whoosh", justru mengarahkan pada sebuah konten berita yang berbeda.

Hasil pencarian tersebut merujuk pada kanal YouTube milik kompas.com yang berjudul “Jokowi Bungkam Saat Ditanya Utang Kereta Cepat Whoosh”, yang tayang pada Minggu, 19 Oktober 2025.

Dalam video tersebut, dilaporkan bahwa Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, memilih bungkam atau tidak memberikan tanggapan saat dimintai keterangan mengenai sikap Menteri Keuangan Purbaya.

Diketahui, Menteri Keuangan Purbaya saat itu telah menegaskan penolakannya terhadap penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk menalangi atau membayar utang proyek kereta cepat Whoosh.

Isu utang proyek Whoosh sendiri memang menjadi topik hangat.

Baca Juga: Realistis! Cinta yang Tak Selalu Manis di Drama China Exclusive Fairytale

Proyek kereta cepat yang menjadi salah satu prioritas infrastruktur nasional pada era Jokowi ini menelan total biaya yang sangat besar, mencapai Rp 119,79 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.500 per Dolar AS).

Meskipun demikian, hingga kini solusi final mengenai penyelesaian utang proyek ini masih terus dicari oleh pemerintah dan pihak terkait.

Sepanjang penelusuran mendalam terhadap berbagai sumber berita resmi dan kredibel, tidak ditemukan informasi yang sedikit pun membenarkan klaim di media sosial bahwa wilayah Natuna Utara dijadikan jaminan utang proyek Whoosh kepada pihak China.

Klaim tersebut merupakan misinformasi yang berpotensi menimbulkan keresahan dan ketidakpercayaan publik terhadap kedaulatan negara.

Masyarakat diimbau untuk selalu memeriksa keaslian dan kredibilitas sumber informasi sebelum mempercayai dan menyebarkan klaim sensitif, terutama yang berkaitan dengan isu geopolitik dan kedaulatan wilayah.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI