- Potensi ekonomi sektor obat dan makanan nasional yang sangat besar, mencapai Rp 6 ribu triliun per tahun.
 - Potensi ini dapat dicapai melalui keterlibatan ratusan ribu pelaku usaha skala kecil hingga besar.
 - Inovasi harus diimplementasikan untuk menghasilkan obat-obatan yang mampu mengatasi penyakit masyarakat.
 
Suara.com - Sektor obat dan makanan Indonesia disebut memiliki potensi ekonomi yang sangat besar, bahkan diperkirakan mencapai Rp6 ribu triliun per tahun.
Potensi fantastis ini terungkap dalam gelaran International Military Medicine Symposium and Workshop (IMEDIC) ke-2 yang berlangsung di Aston-Kartika Hotel, Grogol, Jakarta, pada 22-24 Oktober 2025.
IMEDIC 2025, yang mengusung tema “Biosecurity and Biosafety in Healthcare Services,” menjadi forum strategis yang mempertemukan perwakilan kementerian/lembaga serta para ahli medis militer dari seluruh dunia untuk membahas strategi dan inovasi di sektor kesehatan dan obat-obatan.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, dalam paparannya menyoroti besarnya potensi ekonomi ini. Menurutnya, angka Rp6 ribu triliun dapat dicapai melalui keterlibatan ratusan ribu pelaku usaha dari skala kecil hingga besar.
“Indonesia memiliki 18.000 jenis obat herbal asli, tertinggi di dunia. BPOM melihat ini sebagai peluang yang menjanjikan untuk dikembangkan menjadi produk medis global,” papar Taruna Ikrar, menekankan kekayaan alam Indonesia sebagai modal penting.
Selain itu, inovasi juga menjadi kunci. Mantan Direktur Riset Kebijakan dan Kerja Sama World Health Organization (WHO), Prof. Tikki Pangestu, menyebutkan pentingnya implementasi inovasi untuk menghasilkan obat-obatan yang mampu mengatasi penyakit masyarakat, mencontohkan stem cell therapy dan tobacco harm reduction. Kombinasi inovasi dan potensi ekonomi inilah yang dinilai menjadi modal yang sangat baik untuk sektor kesehatan.
Ketua Panitia Penyelenggara IMEDIC 2025, Dr.dr Dian Andriani, Sp.DVE., M.Biomed., SH., MH., mendorong partisipasi aktif peserta dalam berbagi ilmu pengetahuan, membangun kemitraan, dan memperbarui komitmen untuk melindungi manusia. Ia menekankan bahwa dalam ancaman biologi, kekuatan pertahanan utama adalah kerjasama.
Sejalan dengan hal tersebut, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin juga menjelaskan kesamaan peran dan tanggung jawab antara Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertahanan, yaitu untuk melindungi masyarakat dari ancaman kematian.
“Sektor kesehatan dan pertahanan perlu bekerjasama untuk memetakan dan mencegah potensi penyakit yang berkembang di masyarakat,” jelas Menkes Budi, menyoroti pentingnya kewaspadaan terhadap berbagai penyakit yang disebabkan oleh patogen yang dapat menyebabkan korban jiwa besar.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Optimis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV Tembus 5,5 Persen
IMEDIC 2025 diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan sektor kesehatan dan obat-obatan nasional, terutama dalam memanfaatkan potensi ekonomi Rp6 ribu triliun melalui inovasi, kekayaan herbal, dan kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak.