-
Rupiah dibuka melemah 0,31 persen ke level Rp16.705 per dolar AS pada Selasa (11/11/2025).
-
Pelemahan dipicu faktor global dan domestik, termasuk spekulasi pemangkasan suku bunga The Fed serta kondisi pasar tenaga kerja AS yang melemah.
-
Dari dalam negeri, keyakinan konsumen Indonesia justru meningkat, tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2025 yang naik ke level 121,2
Suara.com - Nilai tukar Rupiah dibuka melemah pada pagi ini. Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah di pasar Selasa (11/11/2025) dibuka di level Rp 16.705 per Dolar Amerika Serikat (AS).
Hal ini membuat Rupiah melemah 0,31 persen dibanding penutupan pada Senin yang berada di level Rp 16.654 per Dolar AS.
Beberapa juga terjadi pada mata uang Asia yang bergerak bervariasi terhadap Dolar.
Hal itu terlihat pada Won Korea mencatat pelemahan terdalam yakni 0,49 persen.
Lalu, Baht Thailand melemah 0,20 persen, Yen Jepang melemah 0,15 persen.
Diikuti Yuan China melemah 0,04 persen, Dolar Taiwan melemah 0,04 persen, Dolar Singapura melemah 0,04 persen dan Ringgit Malaysia melemah 0,01 persen terhadap Dolar AS.
Sedangkan Pesso Filipina dan Dolar Hong Kong menguat terhadap Dolar AS pagi ini dengan penguatan masing-masing 0,10 persen.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan Rupiah ini disebabkan oleh dua faktor yakni dari global maupun domestik.
![Ilustrasi Rupiah. [Pixabay]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/09/47152-ilustrasi-rupiah.jpg)
Sentimen global dipengaruhi oleh mengenai spekulasi berkelanjutan bahwa sebagian besar mempertahankan spekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember.
Baca Juga: Sebut Bukan Urusannya! Menkeu Purbaya Lempar Bola Panas Redenominasi ke Bank Sentral
Terutama, setelah serangkaian data sektor swasta yang lemah di pasar tenaga kerja minggu lalu.
Sementara itu, data pekerjaan Challenger menunjukkan bahwa AS mengalami gelombang PHK terburuk dalam sekitar 20 tahun pada bulan Oktober.
"Data tersebut meningkatkan spekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga untuk mencegah pelemahan pasar tenaga kerja lebih lanjut," bebernya.
Sedangkan dari sentimen domestik dipengaruhi oleh keyakinan masyarakat Indonesia terhadap kondisi ekonomi nasional kembali melonjak tajam pada Oktober 2025.
Hasil Survei Konsumen terbaru dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan adanya rebound optimisme, menempatkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada posisi 121,2.
Angka IKK ini jauh lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, September 2025, yang berada di level 115,0.