Pertamina Mulai Bersiap Produksi Massal Avtur dari Minyak Jelantah

Kamis, 20 November 2025 | 19:56 WIB
Pertamina Mulai Bersiap Produksi Massal Avtur dari Minyak Jelantah
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) akan memulai uji coba produksi bioavtur berbahan baku minyak jelantah (used cooking oil) pada kuartal II 2025.
Baca 10 detik
  • PT KPI mengembangkan program Green Refinery di Kilang Cilacap untuk mengolah minyak jelantah menjadi Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF).
  • Uji coba produk SAF pertama dilakukan pada Agustus lalu menggunakan pesawat Pelita Air Service rute Jakarta-Denpasar dengan teknologi Katalis Merah Putih.
  • Produk SAF dari Kilang Cilacap telah memenuhi standar internasional, menjadikannya SAF pertama bersertifikat resmi di Indonesia dan Asia Tenggara.

Suara.com - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengungkapkan capaian program transisi, seperti memproduksi energi baru terbarukan (EBT). Salah satu langkah dilakukan KPI dengan menyulap minyak jelantah menjadi bahan bakar pesawat atau avtur. 

"KPI telah mengembangkan Green Refinery yang dapat mengolah bahan baku 2nd Generation, berupa limbah nabati, salah satunya adalah minyak jelantah," ujar Pelaksana tugas harian Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis KPI, Prayitno lewat keterangannya yang dikutip pada Kamis (20/11/2025). 

Pengelolaan minyak jelantah, sejauh ini sudah dilakukan di Kilang Unit Cilacap, dan selanjutnya akan dikembangkan di Kilang Dumai dan Kilang Balongan

Pengisian bahan bakar avtur di bandara SMB II Palembang [dok]
Pengisian bahan bakar avtur di bandara SMB II Palembang [dok]

Prayitno menuturkan, Kilang Cilacap telah melakukan lifting atau pengiriman perdana produk Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau avtur berbahan baku campuran Used Cooking Oil (UCO)/minyak jelantah.

Pada pertengahan Agustus lalu, uji coba pun telah dilakukan menggunakan pesawat Pelita Air Service dengan rute Jakarta menuju Denpasar, Bali. Dalam uji coba itu, Kilang Cilacap memasok Sekitar 32 kilo liter Pertamina SAF. 

Minyak jelantah yang digunakan telah diuji secara menyeluruh, lalu diproses di Green Refinery Cilacap pada Unit Treated Distillate Hydro Treating (TDHT).

Teknologi Co-Processing UCO  yang digunakan dalam proses produksi yaitu Katalis Merah Putih, yang merupakan hasil formulasi dan produksi dalam negeri. Untuk tahap awal, kapasitas produksi ditargetkan sebesar 9 metric barrel dengan komposisi 2–3 persen UCO.

Selain itu, produk Pertamina SAF telah memenuhi standar internasional ASTM D1655 dan DefStan 91-091. Terpenuhinya standar itu membuat Pertamina SAF sebagai produk SAF pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang bersertifikat resmi. 

Dengan pengembangan minyak jelantah menjadi avtur di Kilang Cilacap, disebut Prayitno, sebagai  langkah strategis untuk mempercepat transisi energi menuju energi terbarukan dan berkontribusi pada pengurangan emisi karbon.

Baca Juga: Menkeu Purbaya Ubah Aturan Kompensasi Bantu Arus Kas Pertamina dan PLN

"Minyak jelantah bisa menciptakan added value. Kami sedang menyiapkan unit produksi baru di Kilang Cilacap untuk produksi SAF, pasarnya bisa dari dalam negeri maupun luar negeri," imbuhnya.

Apa itu SAF

Secara sederhana, SAF adalah bahan bakar ramah lingkungan yang dibuat dari sumber terbarukan, mulai dari minyak jelantah, limbah pertanian, hingga biomassa.

Beberapa teknologi produksi yang digunakan antara lain HEFA, Fischer–Tropsch, dan Alcohol-to-Jet, yang membuat SAF memiliki karakteristik serupa avtur konvensional.

Keunggulan utamanya ada pada emisi. Penggunaan SAF disebut mampu menekan jejak karbon hingga 65–90 persen, tergantung jenis bahan baku yang digunakan.

Tak heran, banyak maskapai dunia seperti KLM, Lufthansa, hingga Singapore Airlines mulai mengadopsinya dalam operasi harian.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI