-
Harga minyak dunia tergelincir usai Ukraina memberi sinyal lunak terhadap proposal perdamaian dengan Rusia yang didorong kuat oleh Donald Trump.
-
Sanksi baru AS untuk raksasa minyak Rusia resmi berlaku hari ini, namun nasib kelanjutannya kini menggantung menunggu hasil negosiasi perang.
-
Meski stok minyak mentah AS terkuras tajam, harga tetap turun karena data menunjukkan warga AS mulai mengerem pemakaian bensin
Suara.com - Harga minyak dunia kembali melemah di tengah dorongan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump kepada Ukraina untuk menerima proposal perdamaian dengan Rusia.
Mengutip dari Reuters pada Jumat (21/11/2025), harga minyak mentah Brent ditutup pada perdagangan Kamis (21/11/2025) sebesar 63,38 Dolar AS, turun sebesar 13 sen, atau 0,2 persen.
Sementara Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup pada 59,14 Dolar AS per barel, turun 30 sen, atau 0,5 persen.
Kedua harga acuan itu dilaporkan naik pada awal sesi perdagangan Kamis, disebabkan penarikan pasokan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan, sebagaimana sebelumnya dilaporkan Badan Informasi Energi AS.
Melemahnya harga minyak mentah itu, terjadi di tengah sikap Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy yang menyatakan pada Kamis (20/11), akan mempertimbangkan menerima proposal perdamaian yang dikirimkan AS.
Setelah sebelumnya dilaporkan Zelenskiy menolak usulan perdamaian dengan Rusia yang mencakup konsesi wilayah Ukraina ke Rusia dan pengurangan angkatan bersenjata Ukraina.
![Donald Trump [Instagram/realDonaldTrump]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/18/42701-donald-trump.jpg)
"Banyak orang mengira proposal baru ini akan gagal sejak awal dengan Zelenskiy, tetapi dia tidak langsung menolaknya," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.
"Sekarang pertanyaan yang bernilai miliaran dolar adalah apakah sanksi akan berlaku besok? Jika sudah dekat, sanksi tersebut mungkin akan dicabut atau ditunda," sambungnya.
Di sisi lain, sanksi AS kepada dua perusahaan minyak Rusia, Rosneft dan Lukoil mulai berlaku pada hari ini, Jumat (21/11).
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Kembali Mendidih, Gegara Aksi AS Mau Akhir Perang Rusia-Ukraina
Lukoil memiliki tenggat waktu hingga 13 Desember untuk untuk menjual portofolio internasionalnya yang luas.
Kemudian, penarikan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan mencerminkan peningkatan penyulingan sebagai respons terhadap margin yang kuat dan permintaan ekspor untuk minyak mentah AS.
Persediaan minyak mentah turun sebanyak 3,4 juta barel menjadi 424,2 juta dalam minggu yang berakhir pada 14 November, menurut Badan Informasi Energi, berbanding terbalik dengan penurunan sebanyak 603.000 barel yang diproyeksikan oleh para analis dalam jajak pendapat Reuters.
Meski demikian, analis juga mencatat bahwa stok bensin dan sulingan AS meningkat untuk pertama kalinya dalam lebih dari sebulan, yang menunjukkan melambatnya konsumsi.