- Ekonomi Indonesia tumbuh 5,04% di Q3 2025 berkat permintaan domestik, ekspor kuat, investasi tangguh, dan belanja pemerintah.
- Konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor masing-masing tumbuh 4,89%, 5,04%, dan 9,91%, memperkuat struktur PDB.
- Konsumsi pemerintah melonjak 5,49% di Q3 setelah sempat negatif di Q1 dan Q2, menandai perubahan arah kebijakan fiskal yang ekspansif.
Suara.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,04 persen di kuartal tiga 2025 periode Juli-September.
"Untuk ekonomi Indonesia di triwulan ketiga tumbuh 5,04 persen, didorong oleh permintaan domestik dan kinerja ekspor yang kuat, investasi yang resilience (tangguh), serta optimalisasi belanja pemerintah," katanya saat konferensi pers APBN KiTa di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pada Kamis (20/11/2025).
Menkeu Purbaya bercerita kalau ekonomi Indonesia pulih cepat dan stabil setelah terkontraksi di tahun 2020. Sejak 2023 hingga 2025, pertumbuhan ekonomi terjaga di sekitar 5 persen.
"Ini menunjukkan bahwa indonesia cukup resilience meskipun dunia masih diliputi ketidakpastian," lanjutnya.
Dari sisi komponen pengeluaran, Purbaya menyebut konsumsi rumah tangga adalah penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) yang tumbuh solid sebesar 4,89 persen pada Q3 2025.
Kemudian investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 5,04 persen yang dinilainya mencerminkan optimisme pelaku usaha.
Komponen ekspor juga meningkat sebesar 9,91 persen di Q3 2025, sedangkan impor tumbuh lebih rendah dengan 1,18 persen. Purbaya menyebut ini memperkuat dampak nett ekspor terhadap perekonomian.
Bendahara Negara juga mengungkapkan konsumsi Pemerintah tumbuh 5,49 persen yang sejalan dengan akselerasi belanja Pemerintah di Q3 2025 yang tumbuh tinggi. Dia memastikan bakal mendorong pertumbuhan konsumsi di Q4 2025 selanjutnya.
"Di triwulan sebelumnya (Q1-Q2), pertumbuhan belanja pemerintah tuh negatif. Jadi sekarang kita sudah berhasil membalik arah belanja pemerintah. Sehingga dampak belanja pemerintah APBN ke ekonomi jadi positif," beber dia.
Baca Juga: Alasan Menkeu Purbaya Ngotot Gali Pajak dari Ekspor Emas
Di Q1 2025, konsumsi Pemerintah hanya 1,37 persen. Sedangkan di Q2 2025 belanja Pemerintah turun lagi dengan -0,33 persen.
"Kalau sebelum-sebelumnya ngerem, sekarang pemerintah ikut ngegas perekonomian. Triwulan ketiga, triwulan keempat akan seperti itu," pungkasnya.