- Rencana penggabungan GoTo dan Grab ternyata jadi kekhawatiran Superbank yang akan IPO.
- Pasalnya, Superbank memiliki kemitraan erat dengan pemain kunci ekosistem digital seperti Grab dan OVO.
- Manajemen secara terbuka mengakui bahwa potensi merger tersebut dapat menciptakan ketidakpastian signifikan.
Suara.com - Rencana penggabungan usaha antara raksasa teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Grab kian santer terdengar.
Di tengah spekulasi pasar, PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) atau Superbank justru mengumumkan rencana Penawaran Umum Perdana Saham (IPO).
Momen ini menarik perhatian lantaran Superbank memiliki kemitraan erat dengan pemain kunci ekosistem digital seperti Grab dan OVO.
Mengacu pada prospektus IPO Superbank yang dilihat Selasa (25/11/2025), manajemen secara terbuka mengakui bahwa potensi merger tersebut dapat menciptakan ketidakpastian signifikan terhadap bisnis perseroan.
"Superbank sangat bergantung pada hubungan dan integrasi dengan aplikasi serta ekosistem Grab sebagai elemen penting dalam akuisisi pelanggan dan distribusi produk," tulis Superbank dalam prospektusnya.
Lebih lanjut perubahan pada struktur atau pengaturan bisnis pasca-merger berpotensi menimbulkan dampak negatif, terutama selama masa transisi dan integrasi.
Menghadapi potensi risiko tersebut, manajemen Superbank berencana mengambil langkah proaktif. Mereka akan berkoordinasi intensif dengan manajemen baru pasca-merger untuk memastikan keberlanjutan perjanjian komersial yang berlaku.
Selain itu, Superbank juga menyiapkan strategi diversifikasi kanal akuisisi pelanggan dan kemitraan strategis agar tidak terlalu bergantung pada satu ekosistem saja. Penguatan kapabilitas internal juga menjadi fokus utama untuk menjaga stabilitas operasional dan memanfaatkan peluang pertumbuhan baru yang mungkin muncul dari aksi korporasi besar tersebut.
Diketahui, PT Super Bank Indonesia Tbk, atau yang dikenal sebagai Superbank, secara resmi memulai proses Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Baca Juga: Diwarnai Aksi Ambil Untung, IHSG Menyerah ke Zona Merah di Akhir Perdagangan Selasa
Berdasarkan prospektus yang dirilis, Superbank menawarkan 4,4066 miliar saham baru, yang setara dengan 13% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Harga saham dalam IPO ini dipatok di kisaran Rp 525 hingga Rp 695 per saham.
Dengan jumlah saham yang ditawarkan dan harga tersebut, Superbank berpotensi menghimpun dana segar hingga Rp 3,06 triliun dari IPO.
Menurut manajemen, sekitar 70% dari dana hasil IPO (setelah dikurangi biaya emisi) akan dialokasikan sebagai modal kerja, terutama untuk ekspansi penyaluran kredit. Sisanya, 30%, akan digunakan untuk belanja modal guna mendukung operasional dan pengembangan infrastruktur bank.
Jadwal IPO
- Bookbuilding (penawaran awal): 25 November – 1 Desember 2025
- Masa Penawaran Umum Perdana: 10 – 15 Desember 2025
- Perkiraan Pencatatan Saham (Listing): 17 Desember 2025
Penjamin Emisi
Empat sekuritas telah ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi: