- Pembukaan rute Velodrome-Manggarai tahun depan diharapkan menurunkan subsidi per kepala meskipun total penumpang meningkat.
- LRT Jakarta berupaya mengurangi ketergantungan subsidi dengan meningkatkan pendapatan non-tiket dari iklan dan penyewaan lahan.
- Manajemen telah merekrut masinis baru sejak awal tahun untuk mendukung operasional penuh rute baru yang direncanakan Agustus.
Suara.com - Direktur Utama PT LRT Jakarta, Roberto Akyuwen merasa optimistis pembukaan rute Velodrome–Manggarai tahun depan akan berdampak signifikan pada efisiensi subsidi yang selama ini digelontorkan Pemprov DKI.
Menurutnya, peningkatan jumlah penumpang dari rute baru fase 1b itu membuat subsidi per kepala dipastikan menurun.
Roberto menjelaskan, meski penetapan tarif tetap berada di tangan Pemprov DKI, pihaknya terus menyiapkan berbagai aspek operasional untuk menyambut rute baru tersebut.
"Sampai saat ini kami hanya menyiapkan berbagai hal terkait untuk mengoperasikan kereta ke depan, sementara penetapan harga nanti menunggu kebijakan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta," ujar Robert di Stasiun LRT Pegangsaan Dua, Jakarta Utara, Rabu (26/11/2025).
![Direktur Utama PT LRT Jakarta, Roberto Akyuwen (tengah). [Suara.com/Fakhri Fuadi Muflih].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/11/27/88045-lrt-jakarta.jpg)
Ia menyebut perluasan jaringan menjadi faktor penting untuk menekan beban subsidi yang saat ini mencapai 94 persen dari total pendapatan perusahaan.
"Harapan saya, dengan tambahan rute Manggarai, selain subsidi berkurang—meskipun secara total mungkin sama karena jumlah penumpang meningkat ukuran yang penting adalah subsidi per kepala. Dan itu sudah pasti akan menurun," jelasnya.
Roberto memaparkan, LRT Jakarta saat ini masih sangat bergantung pada bantuan APBD. Pendapatan tiket hanya berkontribusi 2 persen karena tarif flat Rp 5.000, sementara pendapatan non-tiket sekitar 4 persen. Ia berharap pembukaan rute baru dapat mengubah porsi tersebut.
"Kita harapkan dengan penambahan rute Manggarai dan rute-rute berikutnya, ketergantungan terhadap subsidi dapat berkurang signifikan," katanya.
Selain menambah penumpang, pihaknya juga tengah menggenjot peningkatan pendapatan non-tiket, termasuk dari iklan dan penyewaan lahan. Roberto menyebut sejumlah aset telah mulai menghasilkan cuan.
Baca Juga: Impor Pertalite Capai 60 persen dari Kebutuhan 39 Juta kl per Tahun
"Kalau Anda naik, Anda lihat sudah ada iklan di dalam kereta. Itu sekaligus menjadi tambahan pendapatan bagi LRT Jakarta. Sebentar lagi juga akan ada iklan di stasiun-stasiun kita," tuturnya.
Ia mengungkapkan minat mitra terhadap ruang komersial LRT meningkat seiring rencana operasional rute Manggarai.
"Karena itu, kami berharap dengan pembukaan rute Manggarai nanti di bulan Agustus, ‘jualan’ kita semakin laku. Saya membayangkan akan lebih banyak pihak yang tertarik berinvestasi," katanya.
Tak hanya itu, LRT Jakarta juga memperluas pemanfaatan lahan di sekitar stasiun. Roberto bahkan menyebut pembangunan fasilitas olahraga tengah berjalan.
"Di sebelah urban farming itu ada area yang ditutupi seng. Itu adalah lokasi pembangunan padel delapan court berstandar internasional. Kami sudah berhasil menyewakan lahan di area stasiun untuk padel," ucapnya.
Untuk menopang pengoperasian rute baru Velodrome-Manggarai, manajemen juga sudah mulai merekrut masinis sejak awal tahun.