Purbaya Buka-bukaan Alasan Penerimaan Pajak Rendah: Ekonomi Sudah Lesu Sejak 2024

Dicky Prastya Suara.Com
Jum'at, 28 November 2025 | 14:29 WIB
Purbaya Buka-bukaan Alasan Penerimaan Pajak Rendah: Ekonomi Sudah Lesu Sejak 2024
Menteri Keuangan Indonesia (MenKeu), Purbaya Yudhi Sadewa. (YouTube/Kementerian Keuangan RI)
Baca 10 detik
  • Realisasi penerimaan pajak hingga Oktober 2025 mencapai Rp1.459 triliun, 70,25% dari target 2025.
  • Penerimaan pajak ini lebih rendah 3,85% dibanding periode sama tahun lalu akibat perlambatan ekonomi.
  • Menkeu Purbaya mengusulkan stimulus ekonomi besar karena pertumbuhan ekonomi telah lesu sejak 2024.

Suara.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa buka-bukaan soal penerimaan pajak rendah yang terhitung sejak Oktober 2025. Tercatat penerimaan pajak sebesar Rp 1.459 triliun atau 70,25 persen dari outlook atau target 2025 sebesar Rp 2.076,9 triliun.

Diketahui realisasi penerimaan pajak ini lebih rendah 3,85 persen dari periode yang sama tahun lalu dengan angka mencapai Rp 1.517 triliun.

Menkeu Purbaya menjelaskan kalau penerimaan pajak rendah karena ekonomi Indonesia yang melambat hingga September 2025. Kondisi mulai membaik terjadi pada Oktober 2025.

"Yang perlu kita ingat adalah kita keadaannya enggak normal sampai September kemarin. Oktobernya baru mulai balik, belum keluar dari tekanan loh," kata Purbaya saat Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Kamis (27/11/2025).

Purbaya blak-blakan kalau Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bisa saja menerapkan banyak pajak di berbagai sektor. Namun kebijakan itu bisa membuat penerimaan pajak lebih rendah dari sebelumnya.

"Kalau lagi jatuh kita bebanin lagi akan lebih jatuh lagi," lanjut dia.

Menkeu menilai kalau Pemerintah mesti memberikan stimulus ekonomi besar-besaran. Ia juga ingin mengoptimalkan uang yang sudah ada untuk menciptakan perbaikan ekonomi.

"Alhamdulillah sekarang sudah mulai terlihat. Tapi bukan berarti keadaan sudah normal. Jadi kalau Anda tanya, 'Kenapa pajak Anda turun segitu banyak?'. Ya waktu itu lagi susah. Kalau businessman lagi susah, dipajakin ribut pasti kan? Uang-uangnya juga enggak ada orang lagi rugi," timpal dia.

Ekonomi lesu sejak 2024

Purbaya kemudian mengakui kalau pengumpulan pajak masih di bawah target. Namun dirinya berkomitmen ingin memperbaiki ke depan.

Baca Juga: Purbaya Yakin Demo Akan Berkurang, Bidik Pertumbuhan Ekonomi 6% Tahun Depan

Purbaya juga menyinggung kalau pertumbuhan uang dasar sudah melambat sejak tahun lama.

"Pertumbuhan uang itu sudah cukup lama lesu dari 2024. Jadi ekonomi masih susah. Apa mau kita tekan masyarakat kita, pengusaha kita? kita pasti hancur ya. Jadi tolong dipertimbangkan juga hal itu," kata Purbaya ke anggota DPR.

Maka dari itu, Purbaya ingin Pemerintah memberikan stimulus ekonomi. Meskipun tidak sedikit karena hanya mengoptimalkan yang ada, itu dinilainya bisa memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia.

Bahkan Purbaya berkelakar kalau Kemenkeu siap menaikkan pajak anggota DPR apabila pertumbuhan ekonomi membaik.

"Saya juga mau kalau bisa kita hajar, terutama anggota DPR pajaknya kita naikin ya. Saya digebuk nanti. Atau Pak Tomi atau Pak ini," canda Purbaya sembari menunjuk Thomas Djiwandono dan Suahasil Nazara selaku Wamenkeu.

Purbaya lalu kembali memaparkan data kalau ekonomi sudah direm sejak tahun 2024 yang membuat pertumbuhan bank negatif.

"kita susah cuman waktu itu kita semua belum sadar dan saya sekarang mencoba memperbaiki ini dan itu pun masih belum optimal karena kan fiskal ya fiskal. Masih ada sisi mesin ekonomi kita yang belum membantu dari sisi moneter," jelasnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI