Menko Airlangga Sebut Ekonomi Indonesia Mulai Masuk Fase Normalisasi

Senin, 01 Desember 2025 | 14:53 WIB
Menko Airlangga Sebut Ekonomi Indonesia Mulai Masuk Fase Normalisasi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. [Antara]
Baca 10 detik
  • Menko Perekonomian optimis pemulihan ekonomi tercapai pada 2026 berkat stimulus fiskal Rp 200 triliun.
  • Kebijakan moneter Bank Indonesia berupa pemotongan suku bunga telah mulai me-restart perekonomian Indonesia.
  • Airlangga Hartarto menyampaikan hal ini dalam sambutannya di Rapimnas Kadin Jakarta pada 1 Desember 2025.

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis penurunan suku bunga Bank Indonesia dan penyaluran stimulus fiskal sebesar Rp 200 triliun melalui Himbara serta bank-bank daerah akan mempercepat pemulihan ekonomi pada 2026. 

Menurutnya, kombinasi dorongan moneter dan fiskal tersebut mulai menciptakan ruang ekspansi yang lebih besar bagi dunia usaha.

Airlangga menyebut tahun 2025 masih dipenuhi tantangan global, karena terjadinya konflik antarnegara yang berdampak pada perekonomian dunia.

Meski begitu, ia melihat indikator ekonomi mulai bergerak ke arah normalisasi. Salah satu pendorong utamanya adalah kebijakan pelonggaran suku bunga oleh Bank Indonesia. 

Karyawan mengecek tumpukan uang tunai di cash pooling Plaza Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (1/8/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Karyawan mengecek tumpukan uang tunai di cash pooling Plaza Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (1/8/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

"Kita melihat perekonomian mulai di-restart, antara lain karena pemotongan suku bunga oleh BI sebesar 125 basis poin," ujar Airlangga dalam sambutannya di Rapimnas Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Jakarta, Senin (1/12/2025).

Airlangga menekankan, pemerintah turut menambah dorongan fiskal dalam jumlah besar. Menurutnya, injeksi anggaran tersebut akan menjadi stimulus langsung ke sektor riil ketika seluruh penyalur termasuk Himbara dan bank pembangunan daerah memperluas pembiayaan ke UMKM dan pelaku usaha. 

"Menteri Keuangan juga menggelontorkan dana sebesar Rp 200 triliun. Efek dari kebijakan ini akan terasa pada 2026," katanya.

Airlangga menambahkan bahwa berbagai risiko yang sebelumnya menekan perekonomian mulai dapat diantisipasi oleh kebijakan yang sudah ditempuh. 

"Dengan indikator tersebut, kita melihat risiko ke depan sudah price in, baik pada rupiah, suku bunga, maupun faktor lainnya," imbuhnya.

Baca Juga: Airlangga Sebut 2025 Jadi Whirlwind Year: Ekonomi Dunia Diterjang Badai Ketidakpastian

Airlangga juga menilai arah pergerakan ekonomi semakin memberi ruang optimisme bagi pengusaha. 

"Ke depan, kita didorong oleh tailwind, dengan risiko yang lebih besar ke arah upside daripada downside," imbuhnya.

Menurutnya, seluruh kebijakan tersebut akan memberikan dampak maksimal pada tahun depan, seiring meluasnya penyaluran kredit, meningkatnya konsumsi, dan ekspansi usaha di sejumlah sektor. Di hadapan para pengusaha, ia kembali menekankan pentingnya optimisme kolektif. 

"Dan kuncinya ada pada para pelaku usaha di ruangan ini. Jika para pengusaha optimis, Indonesia juga optimis," pungkasnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI