Menkeu Purbaya Akui Gaji Guru Kecil, Tapi Lebih Pilih Naikkan Gaji Dosen

Dicky Prastya Suara.Com
Minggu, 07 Desember 2025 | 16:38 WIB
Menkeu Purbaya Akui Gaji Guru Kecil, Tapi Lebih Pilih Naikkan Gaji Dosen
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa saat diwawancara mantan Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan. [Screenshot YouTube Gita Wirjawan]
Baca 10 detik
  • Menteri Keuangan Purbaya mengakui rendahnya gaji guru Indonesia dan lebih memprioritaskan kenaikan gaji dosen terlebih dahulu.
  • Kenaikan gaji guru dan dosen bergantung pada perbaikan pertumbuhan ekonomi untuk menjamin ketersediaan anggaran negara.
  • Pemerintah, melalui Presiden Prabowo, memiliki program seperti Sekolah Rakyat untuk menyejahterakan tenaga pendidik dan siswa.

Suara.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengakui kalau gaji guru di Indonesia masih cukup rendah. Tapi saat ditanya apakah mungkin gaji guru dinaikkan jadi Rp 40 juta per bulan, ia lebih memilih untuk dosen.

"Jangan guru, dosennya dulu. Dosennya segitu, kalau dosennya segitu, saya pikir bagus," kata Purbaya saat ditanya Gita Wirjawan dalam wawancara yang tayang di YouTube, dikutip Minggu (7/12/2025).

Hanya saja Purbaya masih mempertimbangkan apakah Pemerintah mampu menaikkan gaji dosen maupun guru dengan keterbatasan anggaran yang ada. Ia masih memprioritaskan untuk membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik supaya memiliki anggaran untuk hal tersebut.

"Saya harus ciptakan pertumbuhan ekonomi dulu supaya ada cukup modal membiayai itu. Utang pun nanti enggak terlalu banyak, yang jelas mesti bertahap," lanjut Purbaya.

Bendahara negara tak menampik kalau gaji guru di Indonesia terbilang rendah. Hal itu pun berdampak pada guru-guru yang memang berkompeten untuk memilih mengajar di tempat lain.

"Saya sudah lihat di beberapa sekolah ya, yang pintar-pintar enggak mau di sana. Akibatnya ketika muridnya diajar, loncat-loncat ngajarnya enggak karuan," imbuhnya.

"Harusnya, setelah saya lihat orang-orang itu, kurang pantas bagi mereka dapat gaji serendah itu," katanya lagi.

Purbaya mengakui kalau dirinya tak bisa merasakan kesulitan guru di Indonesia karena mendapatkan gaji kecil. Sebab dari pengalaman kerjanya di masa lalu, dirinya kerap mendapatkan bayaran tinggi.

"Saya beruntung selalu kerja di perusahaan yang bayarnya tinggi, jadi saya enggak terlalu bisa merasakan kesusahan mereka. Tapi setelah lihat, loh enggak benar kalau kayak gini," nilai dia.

Baca Juga: Purbaya Ungkap Rahasia Prabowo: Bangun 40 Sekolah Terintegrasi, Anggaran Rp 12 Triliun

Purbaya mengaku kalau Pemerintah tak boleh egois dengan tidak memikirkan nasib para guru di Indonesia. Lebih lagi para pengajar dinilainya berdampak untuk masa depan negara.

Maka dari itu, lanjutnya, Presiden RI Prabowo Subianto sudah memiliki cara untuk menyejahterakan para guru lewat program seperti Sekolah Rakyat, Sekolah Garuda, hingga Sekolah Terpadu.

"Jadi, nanti saya pikirkan. Tapi Pak Presiden sudah memikirkan itu, makanya dia bikin sekolah rakyat untuk orang-orang miskin, dibayarin semua. Ada sekolah unggulan Garuda, nanti ada sekolah terpadu, integrity school dia bikin. Jadi Pak Presiden amat agresif dalam hal itu. Tinggal kita jaga supaya terimplementasi tanpa mengganggu stabilitas fiskal," jelasnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI