- Rupiah melemah 0,13% pada Rabu (10/12/2025), dibuka di level Rp16.694 per dolar AS berdasarkan data Bloomberg.
- Mata uang Asia menunjukkan pergerakan bervariasi, dengan Ringgit Malaysia melemah terdalam, sementara Yen Jepang menguat paling signifikan.
- Analis memprediksi pelemahan rupiah akan terbatas akibat sentimen global dan menunggu data penjualan ritel Indonesia.
Suara.com - Nilai tukar rupiah kembali tidak berdaya pada pembukaan hari ini Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar Rabu (10/12/2025) dibuka di level Rp16.694 Amerika Serikat (AS).
Alhasil, rupiah melemah 0,13 persen dibanding penutupan pada Senin yang berada di level Rp 16.674 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jisdor Bank Indonesia tercatat di Rp16.677 per dolar AS.
Selain itu, pergerakan mata uang di Asia bervariasi. Di mana, ringgit Malaysia menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah anjlok 0,16 persen.
Selanjutnya ada baht Thailand dan won Korea Selatan yang sama-sama terkoreksi 0,03 persen. Disusul, dolar Taiwan yang turun 0,029 persen.
Berikutnya ada dolar Hongkong yang terlihat stabil dengan kecenderungan melemah tipis di pagi ini.
![Ilustrasi Yen. [Pixabay]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/10/06/44017-ilustrasi-yen.jpg)
Sementara itu, yen Jepang menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah melonjak 0,11 persen.
Lalu ada peso Filipina yang menanjak 0,05 persen. Kemudian ada dolar Singapura yang naik 0,02 persen dan yuan China yang menguat tipis 0,008 persen terhadap the greenback.
Dalam hal ini, Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, mengatakan pelemahan rupiah akan terus berlanjut. Hal ini seiring dengan sentimen global dan dalam negeri yang memengaruhi pergerakan mata uang garuda.
Baca Juga: Rekomendasi Website Terbaik untuk Cek Nilai Tukar Kurs USD ke IDR
"Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang menguat setelah data perkerjaan AS Jolt yg lebih kuat dari perkiraan," katanya saat dihubungi Suara.com.
Namun, pelemahan rupiah masih bersifat terbatas. Apalagi, investor masih wait and see mengenai data penjualan ritel Indonesia.
"Namun perlemahan akan terbatas, dengan investor masih wait and see data penjualan ritel Indonesia dan tentunya FOMC malam ini. Range 16600-16700," tandasnya.