Pati Singkong Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di TPA

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:03 WIB
Pati Singkong Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di TPA
Ilustrasi - Foto udara sejumlah truk sampah mengantre di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Griyo Mulyo Jabon, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (18/11/2025). [ANTARA FOTO/Umarul Faruq/foc]
Baca 10 detik
  • Greenhope memperkenalkan pelapis sampah berbasis sari pati singkong sebagai solusi praktis pengganti penutup tanah di TPA.
  • Inovasi ini dirancang untuk terurai alami dalam tiga bulan tanpa residu mikroplastik berbahaya, serta telah diuji coba di TPA Pekalongan.
  • Teknologi ini mendukung petani lokal melalui pembelian singkong dengan harga premium dan lebih ekonomis.

Suara.com - Masalah sampah di Indonesia, khususnya di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), menuntut adanya terobosan teknologi yang praktis namun tetap menjaga kelestarian alam.

Menjawab tantangan tersebut, Greenhope, perusahaan teknologi material berkelanjutan, memperkenalkan inovasi pelapis sampah ramah lingkungan yang berbahan dasar sari pati singkong.

Teknologi ini dirancang untuk menggantikan penggunaan tanah sebagai penutup tumpukan sampah sementara, yang selama ini dinilai kurang efisien dan berdampak pada kerusakan lahan.

Produk bioplastik ini hadir dalam bentuk lembaran film plastik dengan spesifikasi lebar 1 meter dan panjang mencapai 250 meter, serta ketebalan sekitar 80 mikron.

Sejak mulai dirancang pada tahun 2017, inovasi ini difokuskan untuk menjadi penutup sementara tumpukan sampah di TPA guna mencegah bau menyengat, penyebaran penyakit melalui lalat, serta polusi udara.

Keunggulan utamanya adalah kemampuannya untuk terurai secara alami di lingkungan TPA dalam waktu kurang lebih tiga bulan saja, tanpa meninggalkan residu mikroplastik yang berbahaya bagi ekosistem.

Teknologi ini diperkenalkan secara resmi dalam sebuah forum interaktif yang berlangsung di pabrik Greenhope, Cikupa, Kabupaten Tangerang, pada Rabu (17/12).

Acara tersebut dihadiri langsung oleh Wakil Menteri Lingkungan Hidup (Wamen LH), Diaz Hendropriyono. Dalam sesi pemaparannya, Co-Founder & CEO Greenhope, Tommy Tjiptadjaja, menjelaskan bagaimana pelapis berbahan nabati ini bekerja secara ilmiah di lapangan.

Menurut Tommy, pelapis ini tidak hanya berfungsi sebagai penutup fisik, tetapi juga membantu proses biodegradasi sampah di bawahnya.

Baca Juga: Minta Bupati Sudewo Jadi Tersangka, Warga Pati Geruduk KPK

Material pati singkong tersebut akan terurai menjadi cairan H2O, gas alami seperti CO2, serta biomassa tanah yang bermanfaat. Hal ini memberikan nilai tambah bagi kesuburan tanah di sekitar area pemrosesan sampah setelah masa pakai pelapis berakhir.

Greenhope kenalkan produk pendukung TPA ramah lingkungan [Ist]
Greenhope kenalkan produk pendukung TPA ramah lingkungan [Ist]

“Sejak awal, mimpi kami adalah membangun bisnis yang memberi dampak langsung bagi lingkungan dan sosial. Produk ini tidak hanya membantu TPA, tapi juga mensejahterakan petani singkong lokal,” ujar Tommy.

Greenhope tidak hanya fokus pada aspek teknis material, tetapi juga membangun ekosistem bisnis yang inklusif. Perusahaan diketahui membeli singkong dengan harga premium dari para petani lokal untuk memastikan rantai pasok yang berkelanjutan.

Atas upaya ini, Greenhope telah mengantongi sertifikasi Fair for Life, yang menegaskan bahwa perusahaan menjalankan standar keberlanjutan sosial dan perdagangan yang adil.

Dari sisi operasional di TPA, penggunaan pelapis pati singkong ini diklaim jauh lebih ekonomis dibandingkan metode konvensional yang menggunakan tanah urukan.

Tommy menjelaskan bahwa biaya yang dikeluarkan pengelola TPA bisa ditekan secara signifikan. Selain itu, pemasangannya jauh lebih praktis karena tidak membutuhkan alat berat seperti ekskavator untuk meratakan tanah.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI