- Menteri Keuangan Purbaya mengkritik BNPB karena lambat menyerap dana pemulihan bencana banjir Sumatra hingga sisa Rp 1,51 triliun.
- Kemenkeu telah menyiapkan dana siap pakai dan siap mencairkan segera sesuai permintaan satu pintu dari BNPB.
- Purbaya meminta BNPB segera mengajukan pencairan sisa anggaran Rp 1,51 triliun sebelum akhir tahun anggaran 2025.
Suara.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyinggung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) karena lambat menyerap anggaran pemulihan bencana banjir Sumatra. Sebab hingga tutup tahun, dana masih sisa Rp 1,51 triliun.
Mulanya, Menkeu Purbaya bercerita kalau Kemenkeu sudah menyiapkan dana tanggap darurat atau dana siap pakai yang disiapkan untuk BNPB. Ia menegaskan hanya mau menyalurkan dari lembaga tersebut apabila ingin dicairkan.
"Kami sudah ada dana siap pakai, dan cadangan bencana yang dikoordinasikan oleh BNPB. Jadi kita selama ini tahunya satu pintu, karena kami pusing kalau ada banyak pintu pak. Jadi BNPB minta ke kami, kami cairkan," katanya dalam Rapat Koordinasi Satgas Pemulihan Bencana dengan K/L Daerah Terdampak yang disiarkan virtual, Selasa (30/12/2025).
Ia lalu heran karena permintaan BNPB untuk dana pemulihan bencana relatif kecil dibandingkan alokasi yang ditentukan Pemerintah. Padahal Purbaya sudah siap apabila permintaan mereka jumlahnya lebih besar.
"Jadi dana siap pakai dialokasikan ke tiga provinsi terdampak, cukup banyak. Sudah berapa ratus miliar yang asli, yang dianggarin asli BNPB-nya. Tapi mereka sudah minta tambahan ke kami, Rp 1,4 triliun. Ini masuk tanggal 18 Desember tahun ini. Ini untuk bencana Sumatra sebesar 650 miliar," beber dia.
"Sebenarnya saya mengantisipasi lebih besar dari itu, permintaan dari mereka. Tapi karena seperti itu permintaannya, ya kita alokasikan sesuai dengan permintaan," lanjutnya lagi.
Walhasil dana siap pakai atau dana darurat bencana itu masih ada Rp 1,51 triliun. Purbaya menekankan apabila BNPB membutuhkan tambahan dana, maka Kemenkeu bisa segera mencairkan anggaran tersebut.
Ia juga menegaskan bahwa anggaran tersebut harus segera diajukan mengingat tahun anggaran 2025 akan berakhir 31 Desember besok. Purbaya tak ingin dana itu malah dipakai tahun depan.
"Jadi kalau besok atau hari ini, BNPB bisa mengajukan ke kami untuk pembayaran utang jembatan, besok bisa cair pak. Jadi uangnya ada, tinggal dipercepat. Jangan kalau bisa besok, hari ini hari ini pak, biar bisa dicairkan. Jangan sampai tahun depan. Kalau tahun depan anggarannya beda lagi," tuturnya.
Baca Juga: Tito Karnavian: Anggaran Pemulihan Bencana Aceh, Sumut, dan Sumbar Capai Rp 59 Triliun
"Jadi saya enggak mau hangus tahun ini, tahun depan jadi berkurang. Jadi kalau bisa dihabisinnya tahun ini, tuh ada Rp 1,51 triliun," pinta dia.
Bendahara Negara mengaku menyesal kalau pertemuan dengan Satgas Pemulihan Bencana baru dilakukan hari ini. Apabila lebih cepat, Kemenkeu sudah bisa langsung menyalurkan anggaran tersebut.
"Jadi saya agak menyesal, ketemunya baru sekarang. Harusnya kalau sebelum-sebelumnya bisa saya percepat pak. Karena selama ini saya nunggu. Saya selalu heran, kenapa permintaan tambahannya lambat dan sedikit? Hitungan saya bisa lebih besar dari itu. Tapi karena saya kan memang di belakang ya, kita tunggu. Jadi mungkin itu bisa lebih dipercepat, kalau mau pak," jelasnya.