Melarikan Diri dari Afghanistan
Nadia Nadim menghabiskan masa kecilnya di tengah situasi perang yang terjadi di Afghanistan. Hidupnya penuh ketakutan.
Ia menjadi saksi kematian dan pembantaian terhadap warga sipil akibat konflik yang terjadi antara Tentara Nasional Afghanistan dengan para pemberontak Taliban.
Nadia lahir pada 2 Januari 1998 di Herat, Afghanistan. Perang di wilayah itu berkecamuk. Nadia tak bisa melarikan diri.
Bahkan, dia harus menanggung rasa pedih ketika kehilangan ayahnya yang dieksekusi Taliban secara kejam. Padahal, saat itu usianya baru 11 tahun.
Akhirnya, ibu Nadia menjual barang-barang berharga. Uang hasil penjualan ini digunakan untuk mengurus paspor dan visa palsu kepada seorang penyelendup.
Awalnya, mereka berencana melarikan diri ke Inggris. Namun, setelah perjalanan berhari-hari yang melelahkan, mereka secara tak sengaja tiba di Sandholm, Denmark.

Peristiwa ini menjadi momen titik balik bagi kehidupan Nadia dan keluarganya. Sejak memulai hidup barunya di Denmark, dia mulai mengasah kemampuan sepak bolanya.
Saat itu, Nadia memulai karier profesional bersama klub B52 Aalborg. Kemudian, ia sempat memperkuat IK Kovbakken dan Fortuna Bjorring sebelum pindah ke Amerika.
Baca Juga: Perjalanan Hidup Nasser Al-Khelaifi Sebelum Jadi Bos PSG
Selanjutnya, sejumlah klub-klub di Amerika seperti Sky Blue FC dan Portland Thorns FC pernah menggunakan jasanya.