Zinedine Zidane, Legenda Prancis yang Tak Punya Darah Prancis

Irwan Febri Rialdi Suara.Com
Senin, 15 November 2021 | 15:26 WIB
Zinedine Zidane, Legenda Prancis yang Tak Punya Darah Prancis
Reaksi pelatih Real Madrid Zinedine Zidane usai timnya berhasil melaju ke partai final Liga Champions musim 2016/17 [AFP]

Suara.com - Nama Zinedine Zidane abadi sebagai salah satu legenda terhebat yang dimiliki Prancis. Meski menjadi legenda di negara tersebut, ia tak sendiri sejatinya tak punya darah Prancis.

Zidane adalah pesepak bola ternama di era 90 an dan 2000 an. Namanya melambung berkat aksi saat bermain di level klub dan tim nasional.

Di level klub, Zidane tercatat pernah bermain untuk AS Cannes, Girondins Bordeaux, Juventus, dan Real Madrid dan meraih beragam gelar bergengsi.

Gelar yang mampu diraihnya antara lain gelar Serie A sebanyak 2 kali, gelar La Liga sebanyak 1 kali, gelar Liga Champions sebanyak 1 kali dan sederet gelar domestik maupun kontinental lainnya.

Di tim nasional, raihan lebih mentereng pernah diciptakan Zidane yakni membawa Prancis menjuarai Piala Dunia 1998 dan Euro 2000.

Deretan raihan kolektif ini, mampu dipercantik dengan gelar individu yang diraihnya. Zidane tercatat pernah 3 kali menjadi pemain terbaik FIFA dan 1 kali meraih Ballon d’Or.

Dengan karier yang mentereng ini, wajar bila ia dianggap sebagai legenda terhebat Prancis sepanjang masa, mengalahkan Michel Platini yang kala bermain berposisi sama dengannya.

Namun di balik sematan tersebut, ada fakta menarik mengenai Zidane. Ternyata status legenda terhebat Prancis yang ia miliki dibarengi fakta bahwa dirinya tak punya darah Prancis sama sekali.

Imigran yang Taklukan Prancis

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Dikabarkan Ingin Zinedine Zidane Jadi Pelatih MU

Zinedine Zidane sejatinya adalah imigran di negara yang identik dengan Menara Eiffel tersebut. Ia sendiri memiliki darah Aljazair dari kedua orang tuanya.

Ia lahir dengan nama lengkap Zinedine Yazid Zidane di Marseille, Prancis pada 23 Juni 1972. Orang tuanya sendiri memiliki nama Smail Zidane (ayah) dan Malika (ibu).

Kedua orang tuanya ini merupakan imigran dari Aljazair yang datang ke Prancis pada tahun 1953 sebelum dimulainya Perang Aljazair.

Semasa kecil, Zidane sering mengisi waktu kosong dengan bermain bola di daerahnya, La Castellane, Marseille untuk mengubah nasib dan ekonomi keluarganya. Siapa yang menyangka, daerah yang dihuni banyak imigran ini punya tingkat kriminalitas yang tinggi.

Saat kecil pula, Zidane kerap mendapat perlakuan rasis. Terutama saat ia telah bergabung dengan tim lokal bernama US Saint-Herri.

Di klub tersebut, ia mendapat pelecehan rasial karena darah Aljazair yang ia miliki baik dari rekan setimnya maupun lawan-lawannya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI