Selain harus mengeluarkan banyak tenaga untuk fisik, Mitoma juga dituntut memiliki kecerdasan yang luar biasa karena standar universitas Jepang.
Mitoma dipaksa harus memahami dan membuat analisis mengenai dribble yang dilakukan dan faktor apa saja yang membuat pemain bisa menguasai kemampuan ini.
"Itu meniadi pilihan termudah bagi saya karena saya mencintai sepak bola dan dribble adalah hal yang senang saya lakukan.," ucap Mitoma seperti dikutip dari The Athletic.
"Saya menggunakan kamera di kepala teman-teman saya untuk mengetahui di mana dan apa yang mereka lihat serta bagaimana lawan mereka memandang mereka," imbuhnya.
Mitoma akhirnya memahami proses diet dengan bantuan dari asisten profesior Satoru Tanigawa dari Universitas Tsukuba.
Ia pada akhirnya melakukan penelitian, meski dengan sampel yang jumlahnya sedikit namun ia berhasrat memenuhi tujuannya.
Yakni memperoleh pemahaman terkait pusat berat dan tekanan badan lawan, Mitoma merasa jika ia sudah mampu memuat lawannya bergerak, maka targetnya telah tercapai.
"Saya memahami bahwa pemain berkualitas tinggi tidak memandang bola. Mereka akan melihat ke depan, menahan bola tanpa melihat ke bawah ke kaki mereka," ujar Mitoma.
"Itu menjado faktor pembeda. Saya sebelumnya memiliki tingkat kualitas dribble yang baik, tetapi tidak luar biasa." imbuhnya.
Baca Juga: Benarkah Harga Pasar Kaoru Mitoma di Bawah Pemain Bintang Timnas Indonesia? Cek Faktanya
Penelitian yang didapat Mitoma, disimpulkan bahwa kekuatan dari karakteristik dribble yang dilakukannya telah meningkat dua kali lipas.