Semua Pusing Gara-gara Bola

Piala Dunia U-20 menjadi perhatian banyak pihak di Indonesia setelah muncul penolakan terhadap kedatangan timnas Israel sebagai salah satu calon peserta.
Suara.com - Semua pusing gara-gara bola, termasuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Bahkan Jokowi dibuat pusing karena 2 minggu terakhir ada masalah dengan Piala Dunia U-20, FIFA membatalkan Indonesia jadi tuan rumah.
Dengan pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, timnas Indonesia U-20 juga dibubarkan, namun timnas akan menjadi satu klub untuk mengikuti kompetisi reguler.
Piala Dunia U-20 menjadi perhatian banyak pihak di Indonesia setelah muncul penolakan terhadap kedatangan timnas Israel sebagai salah satu calon peserta.
Gubernur Bali I Wayan Koster bahkan sempat mengirimkan surat kepada Menteri Pemuda dan Olahraga untuk menyatakan bahwa Bali enggan menjadi tuan rumah untuk pertandingan yang melibatkan Israel.
Baca Juga: Erick Thohir: Puluhan Ribu Tiket Indonesia vs Argentina Ludes Terjual dalam 9 Menit
Sejumlah penolakan tersebut kemudian membuat FIFA membatalkan proses drawing peserta grup yang semestinya berlangsung pada Jumat (31/3), lima hari sebelum acara tersebut digelar.
Sebelum kemudian benar-benar mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Jokowi pusing
![Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi). [setkab.go.id]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/03/14/34063-presiden-republik-indonesia-joko-widodo-jokowi-setkabgoid.jpg)
Dikutip dari Antara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku sakit kepala dalam mengurus sepak bola, khususnya terkait dengan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
"Tapi yang urusan bola ini memang, pusing saya dua minggu ini gara-gara bola, pusing, betul," kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara Silaturahmi Ramadhan yang digelar oleh PAN di Kantor DPP PAN Jakarta, Minggu.
Baca Juga: Jokowi Serahkan Bonus ke Peraih Medali hingga Pelatih Sea Games 2023, Totalnya Rp 289 Miliar
"Karena apapun itu sudah, sulitnya sangat sulit sekali untuk bisa menjadi tuan rumah itu yang mengajukan bukan 1, 2, 3 negara, puluhan negara mengajukan dan kita juga ikut mengajukan lobi sana, lobi sini menyampaikan apa kesiapan infrastruktur dan fasilitas fasilitas kita, akhirnya terakhir tiga negara dan kita dipilih," cerita Presiden.