Suara.com - Cristiano Ronaldo menyatakan harapannya dengan ungkapan "Insya Allah" sebelum Al Nassr berlaga penting melawan Al Ain di kompetisi Liga Champions Asia tahun 2023/2024.
Dalam duel yang menentukan di babak 16 besar Liga Champions Asia, Al Nassr akan berhadapan dengan Al Ain. Pertemuan ini dijadwalkan berlangsung di Al Awal Park Stadium, Riyadh, tepatnya pada dini hari WIB, Selasa tanggal 12 Maret.
Kekalahan 0-1 yang dialami Al Nassr dari Al Ain di pertemuan pertama babak 16 besar menambah pentingnya pertandingan kali ini bagi mereka.
BACA JUGA: Vietnam Ledek Gemuknya Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia: Kami Mengira Akan Lawan Timnas Belanda
Menghadapi laga mendatang, Ronaldo menunjukkan optimisme dengan berkata bahwa dengan izin Allah, Al Nassr akan dapat mengubah situasi menjadi lebih baik.
Dalam sebuah unggahan di Instagram pribadinya yang dibagikan pada dini hari WIB, Senin tanggal 11 Maret, Ronaldo menyatakan, "Kita akan mengubah situasi ini. Insya Allah."
Apa itu Insya Allah?
Dikutip dari laman NU.or.id, penyebutan insyaallah yang seperti itu adalah salah kaprah alias kekeliruan yang sudah menjadi kebiasaan.
BACA JUGA: Philippe Troussier Pantas Pusing, 2 Pemain Vietnam Masuk Rumah Sakit Sebelum Lawan Timnas Indonesia
Baca Juga: Greorgina Rodriguez Keceplosan, Cristiano Ronaldo Potensi Batal Main di Piala Dunia 2026
Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat al-Kahfi ayat 23-24 mengatakan:
وَلا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا . إِلّا أَنْ يَشَاءَ الله
Artinya: Dan janganlah engkau mengatakan tentang sesuatu, “Aku akan melakukannya besok. Kecuali jika Allah menghendaki atau mengucapkan insyaallah”.
Dengan demikian, mengucapkan kata Insya Allah sesungguhnya bersumber dari perintah Al-Qur’an. Secara literal ia berarti “jika Allah menghendaki”.
Ayat ini mengandung pendidikan bagi pengucapnya tentang pentingnya rendah hati. Tidak terlalu mengandalkan kemampuan pribadi karena ada kekuatan yang lebih besar dibanding dirinya.
Mengucapkan Insya Allah juga bentuk keinsafan bahwa di balik segala peristiwa ada Sang Penentu. Tak selalu apa yang kita inginkan terwujud. Seluruhnya bersifat tidak pasti, dan justru karena itulah manusia dituntut berikhtiar.