Meski unggul tiga poin dari China, posisi Timnas Indonesia belum aman. Jika ingin melaju ke fase berikutnya, skuad asuhan Patrick Kluivert ini wajib meraih kemenangan saat menjamu China.
Sebaliknya, bagi China, dua kemenangan di laga tersisa menjadi harga mati jika ingin menjaga peluang lolos.
Timnas Indonesia sendiri akan menjalani dua pertandingan berat di sisa babak ketiga ini. Setelah menjamu China, mereka harus melakoni laga tandang ke markas Jepang di Stadion Suita, Osaka, pada 10 Juni 2025.
Jepang, sebagai tim unggulan di grup ini, tentu bukan lawan yang mudah. Oleh karena itu, laga melawan China menjadi semacam final lebih awal bagi Timnas Indonesia.
Dalam konteks yang lebih luas, perjuangan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 mencerminkan kemajuan sepak bola nasional.
Kehadiran pemain-pemain naturalisasi seperti Maarten Paes, Jay Idzes, hingga Rafael Struick memberikan dorongan positif terhadap performa tim.
Namun, kualitas individu saja tidak cukup. Kemenangan hanya bisa diraih jika seluruh pemain tampil dengan disiplin, kerja keras, dan fokus penuh sepanjang laga.
Fakta bahwa Timnas Indonesia pernah dikalahkan oleh China di pertemuan sebelumnya menjadi pengingat bahwa keunggulan di atas kertas tidak selalu menjamin hasil di lapangan.
Evaluasi dari kekalahan lalu harus dijadikan modal penting untuk membangun strategi yang lebih matang dan adaptif.
Baca Juga: Calvin Verdonk Bicara Gol Bunuh Diri: Sangat Aneh dan Buruk
Selain aspek teknis, dukungan dari suporter juga menjadi elemen penting. Bermain di hadapan puluhan ribu pendukung di SUGBK bisa menjadi suntikan semangat luar biasa bagi para pemain. Atmosfer kandang yang penuh semangat diharapkan mampu menekan mental tim tamu dan memberikan keunggulan psikologis bagi skuad Garuda.