Kata Pertama Simon Tahamata Usai Resmi Jadi Kepala Pemandu Bakat

Kamis, 22 Mei 2025 | 17:33 WIB
Kata Pertama Simon Tahamata Usai Resmi Jadi Kepala Pemandu Bakat
Simon Tahamata menyebutkan bahwa banyak pemain keturunan ingin bela timnas Indonesia. (Instagram/@simon_tahamata_)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Simon Tahamata, legenda Ajax Amsterdam buka suara usai PSSI resmi mengumumkannya sebagai Kepala Pemandu Bakat sepak bola nasional, Kamis (22/5/2025).

Sosok yang juga seorang legenda tim nasional Belanda tersebut mengaku sudah tidak sabar berkontribusi untuk sepak bola Indonesia.

Adapun dalam perannya nanti sebagai Kepala Pemandu Bakat, Simon Tahamata akan bertanggung jawab mengidentifikasi dan merekrut talenta potensial baik dari dalam negeri maupun diaspora Indonesia di luar negeri, khususnya di Belanda.

Ia akan bekerja sama erat dengan pelatih Timnas Indonesia senior Patrick Kluivert, Gerald Vanenburg di tim nasional U-23, Nova Arianto di U-17 dan lain-lainnya untuk memastikan keberlanjutan, kualitas serta perkembangan Timnas dan sepak bola Indonesia.

Kata Pertama Simon Tahamata Usai Resmi Jadi Kepala Pemandu Bakat [Instagram PSSI]
Kata Pertama Simon Tahamata Usai Resmi Jadi Kepala Pemandu Bakat [Instagram PSSI]

Simon Tahamata mengucapkan terima kasih karena sudah diberi kesempatan bergabung mengembangkan sepak bola Indonesia.

Pelatih yang memiliki nama lengkap Simon Melkianus Tahamata akan bekerja semaksimal mungkin, membuat sepak bola Indonesia berkembang.

"Pertama, terima kasih atas semua pesan yang baik yang saya terima," kata Simon Tahamata dalam keterangan resminya, Kamis (22/5/2025).

"Saya menantikan bekerja bersama coach Patrick Kluivert dan staf teknis lainnya di Indonesia,” jelas lelaki kelahiran 26 Mei 1956 tersebut.

Belum dijelaskan secara detail berapa lama masa bakti Simon Tahamata bersama Indonesia.

Baca Juga: Breaking News! Simon Tahamata Resmi Diperkenalkan PSSI, Ini Tugasnya

Yang jelas, Ketua Umum PSSI Erick Thohir girang dengan kehadiran Simon Tahamata.

Lelaki yang juga Menteri BUMN tersebut yakin Timnas Indonesia akan banyak diisi pemain-pemain berkualitas setelah Tahamata bekerja.

"Kami sangat antusias menyambut Simon Tahamata dalam keluarga besar PSSI," ujar mantan bos Inter Milan tersebut.

"Pengalaman dan keahliannya dalam pengembangan pemain muda akan menjadi aset berharga dalam perjalanan kami menuju panggung dunia,” jelasnya.

Simon Tahamata dijadwalkan tiba di Indonesia pada akhir Mei mendatang.

Simon Tahamata pernah membela Timnas Belanda pada tahun 1979 hingga 1986.

Simon Tahamata, legenda Ajax dan Belanda asal Indonesia saat bermain dalam laga eksibisi antara eks Ajax Amsterdam dan Real Madrid. [Dok. Ig/@simon_tahamata_]
Simon Tahamata, legenda Ajax dan Belanda asal Indonesia saat bermain dalam laga eksibisi antara eks Ajax Amsterdam dan Real Madrid. [Dok. Ig/@simon_tahamata_]

Ia melakukan debutnya untuk Belanda pada 22 Mei 1979 di Bern, Swiss dalam pertandingan ulang tahun FIFA ke-75 melawan Argentina.

Dari 22 penampilan bersama Belanda, dia mampu mencetak dua gol.

Sebagai pemain sayap atau winger, Simon Tahamata memulai karir sepak bolanya di klub TSV Theole pada 1967-1971, kemudian bergabung dengan tim junior Ajax, Belanda hingga 1975.

Pada musim 1975-1976, Simon masuk ke tim utama Ajax dan bermain hingga 1980.

Debutnya bersama klub saat Ajax-FC menang 7-0 dari Utrecht pada 24 Oktober 1976.

Ia tercatat memainkan total 149 pertandingan dengan mencetak 17 gol dan 33 assist.

Bersama klub Ajax, Simon bisa dikatakan sebagai puncak kariernya karena memenangkan 3 kali Liga Belanda, yakni pada 1976/1977, 1978/1979 dan 1979/1980.

Ia juga menyumbangkan satu kali Piala KNVB pada 1978/1979 dan berhasil mencapai semifinal turnamen Piala Eropa I pada 1979–1980.

Pada 14 Juli 1980 Simon Tahamata bergabung dengan Standard Liege dan memenangkan dua kali Liga Belgia (1981/1982, 1982/1983) dan 1 kali Piala Belgia (1981), kemudian mencapai final Piala Eropa II pada 1981-1982.

Simon juga mencetak 40 gol dalam 129 pertandingan di salah satu periode tersukses dalam sejarah klub. Saat di Belgia, Simon Tahamata pernah meraih Man of the Season (Belgian First Division) dan Belgian Fair Play Award.

Pada 1984, Simon Tahamata kembali ke Belanda dan bermain untuk Feyenoord, kemudian tiga tahun berikutnya, ia kembali berlaga di kompetisi Belgia, bermain untuk Beerschot dan Germinal Ekeren.

Seusai pensiun sebagai pemain, Simon Tahamata meneruskan karier menjadi pelatih academy atau usia muda di Ajax Amsterdam, Standar Liege, Beerschot, dan Al Ahli.

Sejak September 2015, selain bertugas di Ajax, Simon Tahamata juga memiliki akademi sepak bola, Simon Tahamata Soccer Academy.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI