3 Dampak Negatif Jordi Amat Jika Gabung Persija Jakarta, No.3 Krusial

Arief Apriadi Suara.Com
Rabu, 18 Juni 2025 | 08:17 WIB
3 Dampak Negatif Jordi Amat Jika Gabung Persija Jakarta, No.3 Krusial
3 Dampak Negatif Jordi Amat Jika Gabung Persija Jakarta, No.3 Krusial. [Dok. IG Jordi Amat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabar mengejutkan datang dari jagat sepak bola Asia Tenggara: Jordi Amat resmi berpisah dengan Johor Darul Ta’zim (JDT).

Kepastian ini membuat rumor kepindahannya ke Persija Jakarta semakin menguat.

Meski langkah ini berpotensi menjadi gebrakan besar untuk Liga 1 Indonesia, tidak semua sisi dari transfer ini menjanjikan dampak positif, terutama bagi sang pemain.

Jordi Amat, pemain naturalisasi Timnas Indonesia, meninggalkan JDT setelah tiga musim yang sukses, di mana ia mencatatkan 66 penampilan di berbagai kompetisi dan ikut mempersembahkan 7 gelar bergengsi.

Namun, jika bek berusia 33 tahun itu benar-benar berlabuh ke Persija, ada sejumlah potensi dampak negatif yang tak bisa diabaikan.

Berikut ini tiga di antaranya, dan yang ketiga patut jadi perhatian khusus.

1. Penurunan Level Kompetitif

Jordi Amat punya pengalaman lebih baik ketimbang Kudela, di mana bek berusia 33 tahun itu malang melintang bersama klub-klub kasta teratas Eropa. (IG Jordi Amat)
Jordi Amat punya pengalaman lebih baik ketimbang Kudela, di mana bek berusia 33 tahun itu malang melintang bersama klub-klub kasta teratas Eropa. (IG Jordi Amat)

Jika dibandingkan, kualitas kompetisi antara JDT dan Persija Jakarta saat ini terbilang timpang.

JDT rutin tampil di level tertinggi Asia, yakni AFC Champions League, dan menjadi kekuatan dominan di Liga Super Malaysia.

Baca Juga: Timnas Indonesia U-23 Tidak Serius di Piala AFF U-23 2025 karena Tak Diisi Pemain Bintang?

Dalam beberapa musim terakhir, mereka juga konsisten melangkah jauh di turnamen kontinental.

Sebaliknya, Persija belum kembali menunjukkan taring sebagai penantang serius gelar Liga 1.

Dalam dua musim terakhir, klub asal ibu kota kesulitan mempertahankan konsistensi performa dan kerap tertahan di papan tengah klasemen.

Bergabung ke liga dengan tempo permainan yang masih dikritik dari sisi intensitas dan infrastruktur berisiko mengganggu ritme kompetitif Jordi.

Padahal, bek jebolan akademi Espanyol itu mengandalkan kedisiplinan dan kecepatan membaca permainan—dua kualitas yang bisa tergerus jika tidak diasah di lingkungan kompetitif tinggi.

2. Tekanan Suporter yang Lebih Besar dan Intens

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI