Suara.com - Polemik antara klub Liga 1 2025/2026 Malut United dan Yeyen Tumena, mantan direktur tekniknya sudah selesai. Ini karena sudah ada permintaan maaf dari Yeyen.
Seperti yang sudah ramai dibicarakan di sosial media, Malut United bermasalah dengan Yeyen dan juga mantan pelatihnya Imran Nahumarury.
Masalah tersebut berujung dengan dipecatnya Yeyen dan Imran dari jabatannya masing-masing.

Malut United mengklaim bahwa keduanya sudah melakukan pelanggaran berat sehingga harus diberhentikan dari jabatannya.
Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena disebut meminta jatah kepada setiap pemain yang dikontrak oleh Malut United.
Ada pula uang yang diminta keduanya jika ada pemain yang ingin dimainkan di skuad berjuluk Laskar Kie Raha.
Namun, permasalahan tersebut kini sudah selesai setelah Yeyen Tumena menyampaikan permintaan maafnya kepada klub. Sebelumnya, Imran juga sudah melakukan hal yang sama.
"Selesai. Kami tak lagi ada masalah dengan Yeyen Tumena terkait pekerjaannya bersama Malut United dalam dua tahun ini," ujar Asghar Saleh, Wakil Manajer Malut United dalam keterangannya, Rabu (25/6/2025).

"Yeyen meminta maaf kepada owner dan dimaafkan," jelasnya.
Baca Juga: 3 Bos Klub Kompak: Liga 1 Musim Ini Naik Kelas, Ada Peningkatan
Meski sempat mengalami masalah dan kini sudah tidak lagi menjadi magian dari Malut United, Aghar Saleh menyatakan pihak klubnya tetap ingin menjaga hubungan dengan Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena.
Apalagi, Imran dan Yeyen Tumena bekerja cukup baik bersama dengan Malut United sejak 2013.
Selain sukses membawa tim promosi ke Liga 1, musim lalu Yakob Sayuri dan kawan-kawan bisa finis di papan atas klasemen.
"Namun, hubungan pertemanan owner dan coach Yeyen tetap berjalan walau tidak lagi bekerja sama di bidang sepak bola," ucapnya.
"Begitu pula dengan semua manajemen Malut United, hubungan baik tetap kami jaga," tutupnya.
Kini, Malut United bisa fokus menatap Liga 1 yang dijadwalkan kick off pada awal Agustus mendatang.
Tentu, Malut United ingin mengakhiri kompetisi mendatang berada di posisi yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya.
Manajemen Malut United juga mendoakan agar Yeyen Tumena dan Imran Nahumarury kembali fokus dan sukses berkarya sebagai pelatih sepak bola di Indonesia.
"Tak hanya serius di kompetisi domestik, Malut United ingin mempersiapkan tim dengan sungguh-sungguh untuk berjuang di Kejuaraan Klub ASEAN musim depan," terangnya.
Kronologi
Malut United menjadi sorotan publik usai mengambil langkah tegas dengan memecat dua figur penting di tubuh manajemen tim: pelatih kepala Imran Nahumarury dan Direktur Teknik Yeyen Tumena.
Keputusan ini bukan semata-mata karena alasan teknis di lapangan, tetapi lebih mengarah pada dugaan pelanggaran serius yang dinilai mengancam profesionalisme dan integritas klub.
Pemecatan ini diumumkan langsung oleh Wakil Manajer Malut United, Asghar Saleh, dalam konferensi pers di Ternate. Menurutnya, kebijakan ini bukan tindakan gegabah, melainkan hasil dari evaluasi internal yang mendalam.
Sejumlah pelanggaran disebut telah terjadi sejak klub masih berlaga di Liga 2, dan eskalasinya terus berlanjut hingga saat ini ketika Malut United bersiap menghadapi Liga 1 musim 2025/2026.
"Tapi kami tidak bisa menutup mata atas berbagai praktik tidak pantas yang dilakukan keduanya," kata Asghar Saleh.
Manajemen mengungkapkan temuan mengejutkan soal dugaan pemotongan gaji pemain, termasuk dugaan pengambilan fee dari pemain asing.
Beberapa nama pemain lokal bahkan mengaku sempat dimintai uang agar mendapat menit bermain. Praktik semacam ini dinilai sangat mencederai nilai-nilai fair play dan merusak kepercayaan antara pemain, pelatih, dan manajemen.
“Pemain harusnya fokus bertanding, bukan disibukkan dengan praktik yang tidak etis seperti ini,” ujar Asghar dalam keterangan resminya.