Phwa Sian Liong yang Bikin Soviet Mati Gaya: Hilang di Google, Tak Sempat FYP Tiktok

Galih Prasetyo Suara.Com
Rabu, 20 Agustus 2025 | 10:15 WIB
Phwa Sian Liong yang Bikin Soviet Mati Gaya: Hilang di Google, Tak Sempat FYP Tiktok
Pemain Timnas yang Bikin Soviet Mati Gaya, Tapi Namanya Hilang dari Google [Istimewa]

Suara.com - Sian Liong dalam Bayang-Bayang Arsip Tua: Penyerang Timnas Indonesia yang Nyaris Terlupakan

Di halaman kuno koran Algemeen Indisch Dagblad edisi 4 November 1955, terpampang sebaris nama samar, Sian Liong.

Sekilas bagai bisikan waktu, namun ia adalah Phwa Sian Liong—atau lebih dikenal sebagai Januar Pribadi.

Nama yang terlalu dulu untuk trending, namun terlalu penting untuk dilupakan.

Lahir di Pasuruan, 26 Januari 1931, Phwa bukan cuma milik masa lalu—ia adalah jembatan antara Persebaya dan Persija, antara Stadion Ikada dan layar ponsel kita hari ini.

Ia memulai kisah bersama Persebaya Surabaya (1949–1954), mencetak 17 penampilan tanpa gol, lalu pindah ke Persija Jakarta (1954–1957) dengan 6 penampilan dan 2 gol.

Ia kemudian kembali ke Persebaya hingga 1967, menutup karier klub dengan 46 penampilan dan 17 gol—angka yang membuktikan penyerang ini tak bisa diremehkan.

Namun, di mata publik dan arsip resmi, gema terbesarnya ada di panggung nasional.

Dari 1953 hingga 1963, Phwa membela Timnas Indonesia sebanyak 50 kali, menyumbang 8 gol—prestasi bernilai di masa ketika jadwal internasional bukanlah hal biasa.

Baca Juga: Kata-kata Ragnar Oratmangoen Siap Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia

Momentum besar datang di Olimpiade Melbourne 1956. Tim muda Indonesia berdiri tegak melawan Uni Soviet—Juara saat itu—menahan imbang 0–0.

Phwa adalah bagian dari momen itu, saksi bahwa Merah Putih tak boleh dipandang remeh.

Lalu, pada Asian Games Tokyo 1958, Phwa turut menyumbang medali perunggu, lagi-lagi di bawah instruksi pelatih Antun Pogacnik.

Ia juga bagian dari skuad yang meraih gelar di Turnamen Merdeka 1961.

Phwa Sian Liong Bukan Sekadar Nama di Arsip

Ia adalah striker yang lari di lapangan sebelum ada Asics, menembakkan gol lima dekade lalu saat “tendangan bebas” adalah satu-satunya trik viral.

Namun, apa yang membuat kisahnya relevan? Karena setiap kali kamu nge-scroll konten viral, kamu juga merayakan warisan mereka yang tak lagi viral—tapi fundamental.

Namanya sempat terseok di koran. Tapi kini, hanya butuh satu swipe untuk membangkitkan narasinya.

Phwa adalah pemantik cerita panjang: soal keberagaman, soal dedikasi, soal bahwa Indonesia punya akar kuat di sepak bola, bukan cuma cengram media sosial.

Pemain keturunan Tionghoa seperti Phwa, Tan Ling Houw, Kwee Kiat Sek, Thio Him Tjiang dulu jadi pilar Timnas, kini justru kurang menyinari jagat digital.

Karena sepak bola bukan hanya klasemen atau gol best-of. Ia juga tentang bagaimana kita merayakan ingatan, bagaimana satu nama di arsip bisa jadi anthem yang diam-diam mengikat generasi.

Phwa Sian Liong adalah pengingat bahwa cerita besar lahir dari sunyi. Bahwa lapangan legendaris, pelatih asing, rival besar—semuanya mendapat makna karena ada pemain seperti dia.

Jadi ketika kamu nge-like postingan Ole Romeny atau Jay Idzes, coba luangkan sejenak untuk memikirkan mereka yang sudah menabrak sejarah sebelum ada highlight di TikTok.

Catatan Rekam Jejak Phwa Sian Liong

Persebaya (1949–54): 17 penampilan, 0 gol

Persija (1954–57): 6 penampilan, 2 gol

Persebaya (1957–67): 46 penampilan, 17 gol

Timnas Indonesia (1953–63): 50 caps, 8 gol

Prestasi Timnas Indonesia:

Olimpiade 1956 (Imbang Uni Soviet)

Asian Games 1958 (Perunggu)

Turnamen Merdeka 1961 (Juara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI