Cu Li Never Cries: Tutorial Berpisah dengan Trauma yang Tiada Ujungnya

Senin, 17 Februari 2025 | 07:00 WIB
Cu Li Never Cries: Tutorial Berpisah dengan Trauma yang Tiada Ujungnya
Cu Li Never Cries (IMDb)

Suara.com - Apa yang terbesit dalam pikiran saya, kala adegan pertama dalam film ini ditampilkan adalah bagaimana saya akan bertahan.

Saya tidak mengatakan bahwa film hitam putih adalah ide yang buruk, namun film hitam putih tidak diperuntukkan semua orang. Lagipula ini bukan lah Cassablanca (1942) ataupun Tiga Dara (1956).

Cu Li Never Cries juga bukan The Scent of Green Papaya (1993), yang masih dipuja hingga hari ini. Meski tidak  bisa ditampik bila kesuksesan The Scent of Green Papaya dipengaruhi besar oleh produksi yang dilaksanakan di Perancis.

The Scent of Green Papaya adalah 'pintu', langkah awal bagi kita yang ingin menjajaki sinema Vietnam dengan mudah dan lebih dekat dari segi usia.

Status sosial dan romantisme menyatu dalam film ini. Tentu saja, visualisasi warna dalam menggambarkan situasi sehari-hari dalam rumah yang sama, membuat film non hitam putih ini jatuh dengan begitu indah.

The Scent of Green Papaya adalah sebuah ketenangan. Namun Cu Li Never Cries adalah sebuah ketidakberdayaan, yang membuat Anda bertanya-tanya selama satu jam ke depan, apakah akan ada ketenangan di sana?

Poster Cu Li Never Cries (IMDb)
Poster Cu Li Never Cries (IMDb)

Sudut Asia yang Kelam

Jika Barat berbicara mengenai Asia, mereka akan menyebut China--atau kini Korea, berkat BTS dan BLAKCPINK. Atau mungkin Singapura, sang Raja Asia Tenggara.

Vietnam, seperti  halnya Indonesia, jarang sekali disebut sebagai yang pertama. Kecuali bila mereka memiliki keterikatan darah atau refugee dengan Negeri Naga Biru tersebut.

Baca Juga: Review Jujur Dark Nuns: Film Horor Kok Bikin Ngantuk

Vietnam masih berada di pojokan meski banyak hal dari negeri ini lebih baik daripada tanah air kita, Indonesia. Ada sisi kelam di negeri ini, yang kemudian divisualisasikan oleh Pham Ngoc Lan, sutradara Cu Li Never Cries bersama penulis naskah Nghiem Quynh Trang.

Sisi kelam tersebut adalah kemiskinan. Vietnam sebenarnya patut berbangga diri karena berhasil keluar dari bayang-bayang negara termiskin yang disematkan untuknya pada 1990 lalu. Per 2022, data menunjukkan 4,2 persen masyarakat Vietnam hidup di bawah garis kemiskinan nasional.

Walaupun data menunjukkan perkembangan yang lebih baik, tidak ada yang bisa mengalahkan perpaduan antara kemiskinan dan kematian. Perpaduan ini yang menjadi titik awal dalam film Cu Li Never Cries.

Cu Li Never Cries (IMDb)
Cu Li Never Cries (IMDb)

Nyonya M. memutuskan kembali ke Vietnam usai suaminya meninggal dunia. Sosok suami yang menjelma menjadi asing dalam keterasingan yang mereka hadapi di luar Vietnam.

Terseok-seok dan terhimpit di antara gang-gang gelap, Nyonya M. mengangkat koper dan menemukan rumah yang ditinggalinya bersama seorang keponakan perempuan. Meski tidak gamblang, rumah tersebut bukan lah rumah orang kaya yang dihiasi porselen ataupun bangku miliaran VND.

Rumah ini berisi anak-anak yang berjejer tidak beraturan, yang diasuh oleh keponakan Nyonya M. yang menyandang disabilitas. Tersembunyi di balik tanah yang kumuh, rumah ini berdiri dengan kokoh, mungkin sekokoh pendirian Nyonya M. untuk mempertahankan warisan suaminya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI